GERBANG KACA PINTU MASUK INVESTASI DI FAKFAK
Wawancara Ekslusif dengan Bupati Fakfak Tentang Strategi Percepatan Pembangunan di Indonesia Khususnya di Kabupaten Fakfak Provinsi Papua Barat.
Kabupaten Fakfak berupaya menjalankan program Gerbang Kaca (Gerakan Membangun Kampung Bercahaya) secara maksimal di mana program ini juga sebagai pintu masuknya investor hingga ke desa-desa. Program ini cukup signifikan terhadap kemajuan dan percepatan peningkatan kesejahteraan masyarakat Fakfak. Bersifat komprehensif, holistik dan final.
Masuknya investor juga nantinya dapat bersinergi dengan pemerintah daerah dalam membangun FAKFAK BERMITRA ( Bermartabat, Berdaya Saing dan Sejahtera). Ketika ada investasi yang cukup signifikan di pelbagai bidang maka otomatis Kabupaten Fakfak tidak hanya mengandalkan anggaran dari pusat saja dalam menjalankan program pembangunannya melainkan dari hasil pemanfaatan kekayaan sumber daya yang ada.
Demikian penjelasan yang disampaikan Bupati Kabupaten Fakfak Provinsi Papua Barat, Drs. Muhammad Uswanas, M.Si dalam wawancara di ruang kerjanya, Senin (31/7).
Berikut petikan wawancaranya:
GPriority: Bagaimana strategi Bapak untuk memajukan daerah-daerah di Kabupaten Fakfak?
Bupati Fakfak: Dengan diberlakukannya Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1999 yang kemudian diganti dengan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, dimaksudkan agar daerah mampu untuk menciptakan kemandirian fiskal. Oleh karena itu pemerintah daerah diharapkan mampu untuk memainkan perannya di samping mendapatkan pasokan dari anggaran perimbangan sebagai bagian dari sistem penyelenggaraan pemerintah daerah. Tidak mungkin sebuah daerah itu akan maju kalau selalu menggantungkan anggarannya pada pusat. Dalam hal ini bupati harus mampu memainkan peran efektif dalam rangka menerapkan strategi program percepatan pembangunan yang berorientasi pada pertumbuhan ekonomi dan mendorong investasi daerah.
Dari situ dua hal yang kita kerjakan. Pertama, Gerbang Kaca. Kedua, pemerintah daerah berfikir untuk bagaimana caranya dengan potensi yang ada ditawarkan ke pihak luar negeri agar investasi dapat masuk di Kab. Fakfak.
Itu adalah inti yang sebenarnya. Bahwa agar daerah maju selain kucuran anggaran untuk daerah dari pusat yang anggaran besarannya ditetapkan, pemerintah pusat juga memberi ruang gerak daerah berhubungan dengan pihak luar sehingga mempercepat akselerasi pembangunan di daerah Fakfak.
GPriority: Korelasi Program Gerbang Kaca yang dijalankan dengan investasi seperti apa?
Bupati Fakfak: Prinsip Gerbang Kaca ada dua pendekatan itu pro poor dan pro investment. Pro poor dalam konteks kemiskinan itu adalah kita dorong gerakan kampung bercahaya dengan penegasan kepada one village one product, one space one comodity. Kita juga nanti mengadakan izin investasi dalam konteks masyarakat tingkat bawah. Kita dorong dengan pro poor yang gerbang kaca itu karena bagaimana supaya kemiskinan itu berkurang, keterisolasian berkurang maka ada pembangunan infrastruktur. kemudian mendorong masyarakat supaya dengan program nasional tentang desa itu mereka bisa mandiri dengan mengelola sumber daya yang ada di sana. Ini dalam skala pro poor, dalam skala menghentaskan kemiskinan. Nah ini kita tidak bisa lepas dalam konteks untuk investasi pertumbuhan ekonomi, Memang dua pendekatan yang dalam waktu bersamaan tidak bersantuhan tetapi saling mendorong.
Jadi kalau kita hanya pendekatan investment saja maka program pro poor yang tadi dalam waktu yang bersamaan tidak terjadi. Jika kita hanya pro poor saja dalam waktu bersamaan dalam skala besar pertumbuhan ekonomi tidak terjadi. Oleh karena itu maka dengan mendorong pertumbuhan ekonomi menarik investasi kita siapkan dengan program- program skala pro poor tadi. Ini dua pendekatan itu yang kemudian bupati merencanakan program Gerbang Kaca yang satu sisi kemudian mendorong menarik investasi.
GPriority : Bagaimana kesiapan masyarakat terkait investasi dan upaya apa yang Bapak lakukan?
Bupati Fakfak: Dari sisi waktu kepemimpinan terbatas hanya 5 tahun. Kita berupaya untuk maksimal. Apa yang terjadi hari ini di Kab. Fakfak sebuah kebijakan yang disebut dengan membangun masyarakat Kab. Fakfak yang bermartabat berdasarkan berMITRA ini. BerMITRA ini sebuah kerangka pikir yang mendasar mitra bahasa persnya sahabat kalu tanpa h. Kalau pakai huruf H berarti dewa matahari: MHITRA.
Tetapi mitra itu berdasarkan hal yang bermartabat, berdaya saing dan membuat sejahtera, untuk mencapai hal itu. Karena 5 tahun dibatasi itu ada pergerakan. Gerakan itu dimulai dari kampung. Ini saya berbicara filosofisnya jadi menggerakkan itu maka harus dimulai dari tingkat yang paling lemah.
Yang paling lemah itu adalah orang-orang pinggiran orang-orang kampung kalau lebih spesifik orang-orang asli sana itu mereka yang paling lemah. Tetapi dari lemah itu akan mendorong skala yang besar katakanlah pertanyaannya apa gunanya membangun lapangan terbang yang besar ketika tidak ada atau dengan pendekatan pembangunan yang hanya membangun kampung apa hubungannya.
Berarti sesungguhnya seperti contohnya yang di Korea dalam progam dan ini kemudian menjadi sebuah inspirasi pembanding meskipun ini bukan kami adopsi dari sana. Tetapi setelah bupati menyampaikan itu kemudian kami rumuskan lebih lanjut dan itu sebuah model seperti halnya sebuah model di Korea Selatan. Mereka itu mendorong kampung infrastruktur ekonomi di tingkat desa kemudian melengkapi mereka dengan badan usaha milik kampung. Kemudian mengelola di sana sehinga pendapatan perkapita masyarakat mereka meningkat. Dengan mengelola dengan program one village one product. Ke depan kita berharap bergeser dari one village one product menjadi one family one product tetapi untuk sementara. Tetapi di sebuah ruang di sebuah kawasan di sini disebut ‘distrik’ misalnya komoditi ikan tetapi product-nya bisa berbeda-beda jadi setiap kampung ada product-nya. Karena productitu ada uangnya yang bisa didapatkan oleh karena itu program-program one poor melalui gerbang kaca itu antara lain mengembangkan product di tingkat keluarga di tingkat kampung. Kemudian ada fungsi badan usaha milik kampung, kemudian akses pasar itu dikelola oleh Bumkam ( badan usaha milik kampung) karena amanat undang-undang ada 15 persen dari anggaran desa itu digunakan. Itu juga bisa dikelola untuk membeli hasilnya menyiapkan kebutuhan mereka termasuk infrastruktur atau program-program yang turun ke kampung itu diarahkan untuk lebih banyak ke swakelola, swadaya sehingga masyarakat ikut di sana mengelola sendiri dan mereka mendapatkan uang. Jadi ada lapangan kerja yang tercipta di sana. Itu dalam skala pro poor tadi. Dengan demikian ini bisa menciptakan stabilitas. Kmudian mereka termotivasi untuk kemudian bisa mendukung investasi dalam skala besar.
GPriority: Jadi Pak, esensi gerakan dalam Gerakan GERBANG KACA itu seperti apa?
Bupati Fakfak: Gerakan Program Gerbang Kaca adalah gerakan mengoptimalkan semua sumber daya yang dimiliki untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat, sumber daya ini berhubungan dgn tanah kampung dari provinsi, dari masyarakat sendiri, kelembagaan pemerintah ini diarahkan dalam rangka mewujudkan itu, harus ada gerakan, ini gerakan manajemen seperti itu tapi hal itu tidak cukup meskipun pusat sudah menurunkan angka
GPriority: Kembali ke masalah investasi, iklim investasi yang Bapak inginkan dikorelasikan dengan upaya Bapak yang memimpin terbatas dengan waktu serta potensi yang ada di Fakfak saat ini?
Bupati Fakfak: Saya bicara terus terang tentang pentingnya investasi. Tentang ruang-ruang investasi yang harus kita kejar. Karena pemerintah tanpa investasi itu tidak mungkin maju. Fakfak tidak bisa berkembang karena administrasi, tetapi berkembang karena uang. Uang itu bisa kita temukan sebagai proses dari nilai tukar terhadap ekosistem yang kita miliki. Dan memang kita harus giat untuk melakukan pembicaraan, komunikasi, monitoring dan sebagainya kepada pihak-pihak di luar. Kita harus merubah paradigma pembangunan. Kita tidak melulu mengandalkan APBN/APBD tetapi harus bagaimana agar kita berdaya dan peran swasta bisa terlibat yang pada akhirnya menjadi pemasukan buat kas daerah.
Daerah ini harus diberdayakan. Bupati terpilih oleh rakyat itu harus dalam konsep-konsep positif. Harus ada itu, peluang mungkin dari situ dari inspirasi dari bupati tentang bagaimana strategi mendorong percepatan daerah. Sumber dayanya harus kita rubah, hal-hal yang berkaitan dengan people. Jadi sistemnya harus berubah, harus digeserkan. Tata nilainya harus digeserkan, harus berorientasi keluar.
Rakyat ini sudah didorong untuk memahami benar apa peran mereka terhadap berkebangsaan. Itu penting. Jangan kita melihat rakyat sebagai objek atau subjek yang harus diurus oleh pemerintah melulu. Jangan! Nah ini terkesan di beberapa daerah, seolah-olah pendidikannya urusan pemerintah, kesehatan urusan pemerintah. Pemerintah membangun rumah sakit tipe apa pun dengan fasilitas terbaik dan dokter ahli manapun kalau rakyat tidak menghargai kesehatannya sendiri, maka itu fatal. Pihak swasta dalam hal ini investor dapat bermitra dengan baik bersama pemerintah membangun daerah. Begitu pun terhadap ekonomi, pendidikan dan sebagainya. Pendidikan itu dikejar. Kalau nggak ada di daerah kita kejar ke luar. Itu merupakan bagian dari usaha perubahan. Perubahan nilai seseorang di dunia. Kalau nggak ada di Papua cari di Jawa. Kalau tidak ada di Jawa cari di Bali. Setelah itu kita bergelut di sana membawa sertifikasi. Jangan menciptakan pendidikan yang seolah-olah kita itu harus diurus oleh pemerintah, desentralisasi pendidikan untuk daerah.
Kita kan harus menilai terhadap daerah daerah Jawa dan daerah Papua berbeda. Apalagi desentralisasi asimetris. Masa kita harus menutup satu kelayakan gedung dengan para warga dan sebagainya hanya untuk melayani 20 orang. Itu kan tidak ekonomis, perencanaan yang salah itu.
Buka dengan benar untuk investasi. Nanti kita atur mereka. Kita tata mereka berdasarkan aturan yang berlaku di negeri kita. material kita jual juga, Nanti kita ekspor hasil produknya. Ya lebih baik sekarang kita persiapkan. Market-nya kita tarik. Industrinya kita tarik, strategi pembinaannya kita bentuk di sana, sehingga ada prospek betul-betul terhadap kesejahteraan. Otomotis ekonomi rakyat baik, retribusi dibayar, pajak dibayar nanti bagi hasil, kemudian mereka juga harus melaksanakan kebijakan-kebijakan konsep ekploitasi yang berorientasi sustainable (berkelanjutan) manajemen baik kehutanan, pertanian maupun industri. Di sinilah kita membutuhkan sebuah kemitraan yang positif dengan tetap menghargai apa yang menjadi prinsip-prinsip kebangsaan kita, baik filosofisnya maupun mekanisme-mekanisme regulasi yang mengatur soal investasi dan pendapatan.
Proses pembangunan ini membutuhkan karya-karya besar dari pimpinan-pimpinan besar yang terpilih oleh rakyat dalam proses demokrasi tadi. Pemerintah pusat harus menilai karya, jangan menyuruh bekerja dengan apa-apa yang diatur secara terbatas. Nanti tidak berkembang. Tidak kreatif, otomatis tidak memiliki, cuma menjaga administrasi.
GPriority: Bagaimana dengan kemudahan izin investasi?
Bupati Fakfak: Kita sudah buat itu. Makanya saya dapat undangan konsorsium dari luar negeri untuk pengembangan bisnis, saya hadir. Mau di mana, mau apa, tidak apa-apa, ini menjadi tanggung jawab saya sebagai bupati. Harus terbuka dan profesional jangan sampai saya duduk diam-diam, kemudian terima sekian, nanti kalau ada pemotongan kita harus menyesuaikan. Setelah itu nanti jadi timbul permasalahan. Kita dibui. Janganlah! Itu tidak boleh.
Kita harus kreatif dalam berbangsa ini, Republik ini membutuhkan satu proses yang lebih modern. Harus ada fase-fase positif, harus ada kepercayaan positif antar pemerintah pusat dan daerah. Dan ini semua harus menjadi satu kekuatan bangsa, tidak usah bicara prestasi-prestasi. Kita bicara kesejahteraan masyarakat saja. Bupati jangan dinilai apa yang kerja tapi lihat hasilnya membuahkan kesejahteraan rakyat atau tidak. Tidak usah piagam-piagam penghargaan. Kalau mau kasih insentif kasih insentif dalam bentuk ekonomi. Nanti saya akan umumkan kepada masyarakat saya. Hasil kerja kita dan partisipasi kamu semua yang positif, akhirnya kita mendapat insentif dari pemerintah pusat. Ini untuk rakyat membangun kampung.
Nggak usah diberi piagam. Kesejahteraan yang dirasakan yang diperlukan. Betul kita mengalami kesulitan karena keterbatasan anggaran, sebab anggaran semua ini menunggu kucuran dari pusat. Pemerintah pusat harus membantu bagaimana mendorong daerah supaya mengembangkan aset, mengembangkan potensi dan memberdayakan semua yang ada di daerah sehingga ada nilai, membuka peluang-peluang investasi dengan kebijakan-kebijakan yang mudahdan terarah oleh pemerintah pusat dan juga berikan kesempatan untuk kita mencari investor sendiri dan mengelola daerah kita sendiri tetap di dalam koridor hukum dan kepemilikan Republik Indonesia. Take home-nya naik, press-press-nya nanti normal, salary-nya nanti bagus, pengangguran berkurang, devisa akan berkembang dan tumbuh secara baik.
Untuk apa saya hidup, kalau bukan untuk rakyat dan masyarakat. Maka saya memikirkan investasi ini supaya masyarakat sejahtera, hidup aman dan makmur.
GPriority: peluang investasi di bidang apa saja?
Bupati Fakfak: Di berbagai bidang. Bisa di sektor perikanan dan kelautan, pertanian, perekonomian, perhotelan, wisata, telekomunikasi dan lain sebagainya. “Saya terima dia. sekarang saja saya kejar apalagi dia datang sendiri”. Ini ibarat cinta, saya kejar tapi ini datang sendiri, enak sekali ini. Silahkan dia berinvestasi apa saja asal memenuhi aturan bisnis, kita pure profesional. GP
Sumber: http://gpriority.co.id