Jayapura - Pintu perlintasan perbatasan yang terletak di Skow-Wutung, daerah perbatasan Kota Jayapura, Provinsi Papua dan Papua Nugini (PNG) ditutup selama 3 hari, mulai 16-18 Agustus 2015. Penutupan ini dalam rangka memperingati HUT ke-70 RI.
Penutupan pintu perbatasan tersebut hanya berlaku bagi mereka yang tak memiliki paspor alias pelintas tradisional. Sementara warga yang memiliki paspor resmi masih diperbolehkan untuk melintasi pintu perbatasan.
"Bagi pelintas batas tradisional yang biasa hanya menggunakan pass khusus berwarna merah, tidak diperbolehkan (melintas)," kata Komandan Satuan Tugas (Dansatgas) Yonif 323/Raider Pengaman Perbatasan (Pamtas) RI-PNG, Letkol Inf Slamet ketika dihubungi dari Jayapura, Papua, Sabtu (15/8/2015).
Dia mengatakan, kartu akses masuk berwarna merah biasanya dipegang oleh warga Papua Nugini yang memiliki hubungan darah dengan warga kampung di perbatasan 2 negara.
"Di antaranya di Kampung Towe, Senggi, Skouw dan Mosso," kata Slamet ketika dihubungi dari Jayapura, Papua, Sabtu (15/8/2015)
Dia mengatakan, setiap harinya jumlah pelintas batas tradisional masuk dan keluar melalui pintu perbatasan bisa mencapai 50-70 orang. Sementara saat hari pasar perbatasan dibuka setiap Kamis dan Sabtu, pelintas batas tradisional bisa mencapai 100-an orang.
Penutupan pintu perbatasan tersebut hanya berlaku bagi mereka yang tak memiliki paspor alias pelintas tradisional. Sementara warga yang memiliki paspor resmi masih diperbolehkan untuk melintasi pintu perbatasan.
"Bagi pelintas batas tradisional yang biasa hanya menggunakan pass khusus berwarna merah, tidak diperbolehkan (melintas)," kata Komandan Satuan Tugas (Dansatgas) Yonif 323/Raider Pengaman Perbatasan (Pamtas) RI-PNG, Letkol Inf Slamet ketika dihubungi dari Jayapura, Papua, Sabtu (15/8/2015).
Dia mengatakan, kartu akses masuk berwarna merah biasanya dipegang oleh warga Papua Nugini yang memiliki hubungan darah dengan warga kampung di perbatasan 2 negara.
"Di antaranya di Kampung Towe, Senggi, Skouw dan Mosso," kata Slamet ketika dihubungi dari Jayapura, Papua, Sabtu (15/8/2015)
Dia mengatakan, setiap harinya jumlah pelintas batas tradisional masuk dan keluar melalui pintu perbatasan bisa mencapai 50-70 orang. Sementara saat hari pasar perbatasan dibuka setiap Kamis dan Sabtu, pelintas batas tradisional bisa mencapai 100-an orang.
Lomba Makan Ulat Sagu
Slamet melanjutkan, dalam menggelar HUT ke-70 RI, prajurit di perbatasan menggelar sejumlah perlombaan tradisional yang melibatkan warga dua negara. Seperti lomba panjat pinang dan makan ulat sagu.
Slamet melanjutkan, dalam menggelar HUT ke-70 RI, prajurit di perbatasan menggelar sejumlah perlombaan tradisional yang melibatkan warga dua negara. Seperti lomba panjat pinang dan makan ulat sagu.
"Sejauh ini, kondisi di perbatasan menjelang HUT ke-70 RI kondusif. Ada sekitar 300-an personel Satgas Pamtas Yonif 323 Raider yang menjaga keamanan wilayah perbatasan RI-PNG. Para prajurit ditempatkan pada 14 titik pos jaga, mulai dari ujung Karang Yeti, Kabupaten Keerom hingga ke Skouw yang terletak di Kota Jayapura. Ada juga 400 orang dari Batalyon 133 itu di sektor utara dan sektor selatan. Tak ada penambahan pasukan jelang HUT RI," papar Slamet.
Sementara Kepala Staf Kodam (Kasdam) XVII/Cenderawasih Brigjen TNI Tatang Sulaiman menyebutkan, situasi di tanah Papua kondusif menjelang HUT RI masih kondusif.
"Pasukan tetap bersiaga setiap saat untuk menjaga aktivitas masyarakat tidak terganggu," pungkas Sulaiman. (Ndy/Bob)
Sementara Kepala Staf Kodam (Kasdam) XVII/Cenderawasih Brigjen TNI Tatang Sulaiman menyebutkan, situasi di tanah Papua kondusif menjelang HUT RI masih kondusif.
"Pasukan tetap bersiaga setiap saat untuk menjaga aktivitas masyarakat tidak terganggu," pungkas Sulaiman. (Ndy/Bob)
Sumber: http://news.liputan6.com