Mama-mama Papua yang berjualan - foto Mediapapua.com |
“Memang sebelumnya beberapa waktu lalu saya turun ke pasar Bintuni dan berdiskusi dengan Bupati Bintuni. Di pasar saya melihat mama-mama Papua berjualan di los-los pasar yang sudah disediakan pemerintah. Dan hari ini (kemarin,red) ada kebanggaan tersendiri dan perlu diapresiasi karena sesungguhnya kami butuh sekali semacam afirmativ action kepada perempuan asli Papua,” katanya.
Menurutnya, perempuan Papua sangat terikat sebagai pencari nafkah. Bukan saja kaum laki-laki yang bekerja di kantor tetapi ada juga usaha dari kaum perempuan untuk berjualan di pasar untuk menafkahi anak-anaknya yang bersekolah. “Tidak saja di Kabupaten Teluk Bintuni, tetapi juga yang ada di kabupaten lainnya di Papua Barat, bahkan hingga ke luar negari nilai 100 ribu rupiah bisa bermanfaat bagi mereka untuk menyekolahkan anak mereka,” kata Anike Sabami.
Wakil Ketua MRP PB ini mengaku bangga karena saat ini ada seorang perempuan asli Papua yang menjabat Wakil Gubernur Papua Barat, dan ‘prestasi’ ini merupakan sebuah perjuangan yang tidak gampang lantaran harus melawan politik kaum laki-laki. “Ketika seorang perempuan menjadi pemimpin maka tugas yang dikerjakan benar-benar dari hati,” katanya saat memberi sambutan pada pembukaan Pusat Kuliner di Bintuni, kemarin. (lm)
Sumber : RadarSorong