Membangun Daerah Berbasis Partisipasi Masyarakat


JAKARTA –Keberhasilan sua tu program pemerintah daerah (pemda) bukan bergantung seberapa besar ang garan yang tersedia, tetapi menyangkut dukungan dan peran serta masyarakat di dalamnya. 

Sejumlah daerah telah membuktikan bahwa keterba tasan ang garan tidak menjadi hambatan dalam proses pembangunan selama ada partisipasi publik. Hal ini terungkap dari hasil pemaparan sejumlah kepala daerah peserta Indonesia Visionary Leader (IVL) yang digelar KORAN SINDO ke marin. Di hari terakhir pe lak sanaan IVL, hadir Gubernur Jawa Timur Soe karwo, Bupati Karang asem I Gusti Ayu Mas Sumatri, Wali Kota Pe kanbaru Fir daus, Bupati Fak fak Mohammad Uswanas, serta Bupati Bantaeng Nur din Abdullah. 

Dalam pemaparan Nurdin Abdullah menjelaskan, pada saat dia pertama kali menjabat bupati, APBD Bantaeng hanya Rp281 miliar. Dari keseluruhan anggaran yang dimiliki itu 72% di an ta - ranya bahkan sudah harus dipangkas untuk kebutuhan belanja pegawai. “Kalau lihat porsi kecil sekali, tapi (ini soal) bagai mana strategi kita menangani hal-hal prioritas,” ujar Nurdin dalam paparannya di depan panelis di Auditorium Gedung SINDO kemarin. Kebijakan prioritas ini, menurut Nurdin, bukan tanpa ham batan. Di awal masa kepemimpinannya banyak sa tuan kerja perangkat daerah (SKPD) yang tidak mendapat anggaran banyak. Hal ini sebagai imbas dari pilihannya memprio ri tas kan programprogram men desak yang sangat dibutuhkan dan diper - untukkan masya ra kat. 

“Saya coba membagi APBD tidak kecil-kecil (semua dapat), tapi sesuai program. Sehingga ada mungkin SKPD yang tidak dapat anggaran karena tidak ma - suk program,” ungkap Nurdin. Meski demikian, Nurdin ber syukur di tengah keter ba - tas an anggaran, sejumlah pro - gram yang telah direncanakan tetap dapat berjalan. Hal ini karena dukungan masyarakat Ban taeng yang menurutnya meng inginkan adanya perubah an di daerahnya. “Sebenar nya tidak perlu proyek besar, tapi partisipasi masyarakat bisa ada di dalamnya,” tambah bupati yang kini men ca - lonkan diri menjadi gubernur Sulawesi Selatan ini. 

Gubernur Jawa Timur Soekarwo menganggap sesuatu yang bersifat inovatif dapat menjadi solusi dari keter batasan yang ada. Senada dengan Nurdin, soal keterbatasan finansial daerah tidak selamanya menjadi hambatan selama ke inginan membuat konsep se bagai jalan keluar. “Seperti ke terbatasan air minum, air ber sih, ini harus dicari (solu sinya), dan menurut saya jangan ter lalu melebar, fokus saja, dicari solusi,” kata Soekarwo. Dia mengatakan, apabila sua tu persoalan hanya dicari ja lan keluarnya dengan anggar an, maka akan selalu terken dala apabila tidak bisa di sediakan. Di situlah kemampuan kepala daerah diuji dengan mem buat inovasi sebagai jalan keluarnya. 

“Dan saya salut dengan yang di lakukan KORAN SINDO, bagus ini, memberikan stimulasi ter ha dap cara berpikir yang linier menjadi kreatif. Tapi harus fo kus tadi, jangan terlalu luas, ma kro,” tambah Soekarwo. Dalam paparannya, Bupati Fakfak Mohammad Uswanas mengoptimalkan program pemerintahan desa untuk mengem bangkan daerahnya. Melalui Gerakan Pembangunan Masyarakat Bercahaya (Gerbang Kaca) pemerintahannya menjaga daya saing desa agar tetap berkembang di tengah derasnya arus urbanisasi masya rakat menuju kota. “Ma kanya kami buat Gerbang Kaca, sebab kalau tidak nanti daya tahan desa itu akan turun, pertumbuhan akan lemah, re - sources terbengkalai. Gerbang Kaca supaya orang kampung ke kampung,” tutur Uswanas. 

Meski Fakfak memiliki topografi yang cukup me nan - tang, bagi Uswanas pemba - ngun an desa merupakan basis pendorong percepatan pembangunan nasional. Untuk itu di Kabu paten Fakfak pembangun an berbasis Gerbang Kaca terus digencarkan sejak bebe - ra pa ta hun terakhir, dengan target menuntaskan pem bangunan 149 desa hingga tiga ta hun ke de pan. “Jadi kita ba - ngun ber bagai hal di sana, kita match-kan dengan dana desa, kita beri por si desa buat apa, dinas urus apa. Intinya fokus kita ke desa su pa ya mereka tidak hanya jadi ob jek, tapi juga subjek,” ujarnya. 

Wali Kota Pekanbaru Firdaus mengatakan, pembangun an di daerahnya dilaku - kan di dua sisi, masyarakat serta kota. Pem bangunan masyarakat berbasis agama (masya - ra kat madani), sementara kota bersumber pada konsep smart city. “Se be narnya ini berawal dari cita-cita pendiri bangsa, membangun ne gara menuju cita-cita kita mer deka,” ujar Firdaus. Menurut dia, masyarakat ma dani terbentuk dari enam pilar: pemerintah yang cerdas, masyarakat yang cerdas, ling - kungan yang cerdas, ekonomi yang cerdas, pergerakan ba - rang dan orang yang cerdas ser - ta tempat tinggal yang cerdas. 

“Kemudian kita lakukan lagi pemberdayaan kepada ma sya - ra kat, mengimplementasikan dan membangun smart people di tiap RT/RW,” ucap Firdaus. Dengan menanamkan se - ma ngat enterpreneurship, Fir - daus meyakini masyarakat akan mandiri dan mampu men jalankan usaha produktif yang nantinya dapat menjadi pe no pang ekonomi keluarga dan bersinergi dengan pemasuk an bagi daerah. “Kita juga memberikan dukungan kepada mereka baik dalam teknis maupun per modalan,” tambah Firdaus. Berbeda dengan itu, Bupati Karangasem I Gusti Ayu Mas Su matri mengatakan bahwa se lama lima tahun ke depan dae rahnya berupaya untuk me wu judkan kabupaten yang cerdas, bersih bermartabat ber lan das kan Tridekarana.

Cerdas dari sisi pendidikan me mastikan sum ber daya manusia daerah mampu bersaing de - ngan dae rah lain, sementara kesehatan memastikan pelayanan ber ja lan baik dari sisi anggaran mau pun sarana dan prasarana. Sumatri mengatakan, Karangasem juga terbuka bagi para investor yang mau datang dan menanamkan modalnya. Dia memastikan bahwa proses perizinan dan situasi daerahnya amat kondusif untuk mem buka usaha. “Masyarakat yang demo itu tidak ada karena dari sekarang kami sudah tata dan petakan,” ucap Sumatri. 

Sumatri menambahkan, ino vasi yang mendukung pemba ngunan di Karangasem adalah mempermudah perizinan, menata daerahnya berdasarkan wi layah peruntukan, serta membangun infrastruktur, sarana, dan prasarana. “Pena taan dila ku kan agar investor tidak kecewa datang ke Ka rangasem,” jaminnya. 

Dian ramdhani 

Sumber: http://koran-sindo.com/page/news/2018-01-26/0/1/index.php

Disqus Comments