Kerja Sama Amerika dan Rusia untuk Kirim Manusia ke Mars

Rusia dan Amerika minggu lalu sepakat bekerja sama dalam proyek pembangunan stasiun antarikan yang mengorbit bulan. Badan Antariksa Amerika NASA akan memimpin proyek ini.

Stasiun antariksa, yang masih dalam tahap konseptual, nantinya akan digunakan untuk mengirim manusia ke Planet Mars.
Badan antariksa Amerika itu permulaan tahun ini mengatakan sedang mempelajari apa yang disebut Deep Space Gateway, atau Gerbang ke Alam Raya, suatu proyek bertahap untuk menyiapkan manusia pergi ke tempat-tempat yang lebih jauh dari bumi.
Proyek itu membayangkan pembangunan sebuah pelabuhan antariksa berawak yang mengorbit bulan, yang akan digunakan sebagai batu loncatan untuk menjelajah benda-benda angkasa yang lebih jauh.
Stasiun antariksa internasional itu, yang bisa digunakan untuk eksplorasi di bulan oleh manusia dan robot, dan tempat persinggahan pesawat antariksa, adalah calon utama pengganti stasiun antariksa internasional yang ada sekarang. Stasiun itu telah menghabiskan biaya 100 miliar dolar dan merupakan proyek antariksa terbesar saat ini.
Badan antariksa Rusia Roscosmos dan NASA mengatakan telah menandatangani perjanjian kerjasama itu hari minggu lalu ketika berlangsung konferensi astronautika di Adelaide, Australia.Kata NASA, kerjasama itu mencerminkan pandangan ke depan oleh kedua badan antariksa tadi untuk memperluas eksplorasi manusia di alam raya.
“Kendati proyek ‘Gerbang Ke Alam Raya’ itu masih dalam tahap awal, NASA senang melihat adanya minat internasional untuk membangun stasiun antariksa yang mengorbit bulan,” kata Robert Lightfoot, pejabat NASA di Washington.
Pakar-pakar Rusia dan Amerika akan bekerja sama membangun stasiun yang akan mengorbit bulan itu dan juga kerjasama eksplorasi di permukaan bulan, kata pernyataan Roscosmos.
Kedua peserta program besar itu sepakat akan menggunakan standar konstruksi yang sama untuk mencegah timbulnya masalah di antariksa nanti, kata Igor Komarov, direktur umum Roscosmos, yang mengutip berbagai kesulitan yang dialami oleh seorang astronaut Amerika dalam film fiksi sains “Gravity”.
Kata Komarov lagi, Roscosmos dan NASA akan menggunakan standardisasi dalam pembuatan unit-unit docking atau penggabungan dengan stasiun antariksa itu, dan juga dalam pembuatan alat-alat penyelamatan.
Amerika dan Rusia juga telah membahas penggunaan roket-roket Proton-M dan Angara buatan Rusia untuk membangun stasiun antariksa itu mulai pertengahan tahun 2020 nanti.
Penjelajahan antariksa adalah satu dari sedikit kerjasama internasional yang telah berlangsung lama antara Amerika dan Rusia, yang tidak terpengaruh oleh ketegangan politik seperti aneksasi Krimea oleh Rusia dan perang di Suriah. [ii/voaindonesia.com]

Disqus Comments