Seorang petugas PLN di Jayapura mengecek gardu listrik – Jubi/ Roy Ratumakin. |
Jayapura, Jubi - Manajemen PT PLN Wilayah Papua dan Papua Barat (WP2B) akan menambah rasio elektrifikasi di Papua dengan membangun sejumlah PLTMG yang akan eksisting 2017 hingga 2019.
General Manager PLN WP2B Yohanes Sukrislismono memperkirakan September 2017 Pembangkit Listrik Tenaga Mesin dan Gas (PLTMG) Tahap I sebesar 50 MW sudah masuk menambah surplus daya kelistrikan Jayapura.
"PLN juga membangun PLTMG Nabire berkapasitas 20 MW yang ditargetkan selesai akhir tahun ini, menyusul PLTMG di Timika 40 MW, Biak 35 MW, Merauke 40 MW, Serui 10 MW, Manokwari 20 MW, Fakfak 10 MW, Bintuni 10 MW, dan Kaimana 10 MW dan Raja Ampat 10 MW," lanjutnya.
Ia berharap pada 2018 pasokan listrik di Papua akan terang dengan bertambahnya pembangkit baru.
Dikutip dari CNNIndonesia.com, PT PLN (Persero) menganggarkan Rp2,53 triliun untuk menjalankan proyek listrik masuk desa tahun ini di Provinsi Maluku Utara, Maluku, Papua Barat, dan Papua.
Sebagian besar anggaran dialokasikan bagi wilayah Papua dan Papua Barat dengan anggaran Rp1,81 triliun atau 71,53 persen dari total rencana dana tersebut.
Direktur Bisnis Regional Maluku dan Papua PLN Haryanto WS mengatakan, anggaran tersebut dialokasikan bagi 564 desa di Maluku dan Papua. Sebanyak 365 desa berlokasi di Papua dan 199 sisanya terletak di kepulauan Maluku.
"Kami anggarkan Rp1,81 triliun untuk listrik masuk desa di Papua dan Rp752 miliar di Maluku, anggaran tersebut kami alokasikan tahun ini," kata Haryanto, Selasa (25/4/2017).
Meski jumlah desa yang akan dilistriki di Papua hampir dua kali lipat dari Maluku, namun anggaran listrik desa di Papua hampir tiga kali lipat dari Maluku. Haryanto mengatakan, tingginya biaya yang dikeluarkan disebabkan lokasi geografis Papua yang sulit ditembus jalan darat. (*)
Sumber: Jubi