Dewan Perwakilan Rakyat Provinsi (DPRP) Papua meminta klarifikasi dari PSSI terkait kasus laga Piala AFC 2015, Persipura Jayapura vs Pahang FA. Klarifikasi diminta untuk memperjelas persoalan yang membuat laga Persipura melawan Pahang, yang sebelumnya direncanakan digelar 26 Mei gagal terlaksana.
Laga itu gagal setelah tiga pemain asing Pahang tidak bisa masuk ke Indonesia. Pahang FA pun memilih untuk pulang dan tidak menjalani pertandingan.
Hal itu terjadi sebelum FIFA menjatuhkan sanksinya ke sepak bola Indonesia pada 30 Mei. Partai Persipura melawan Pahang sebetulnya punya peluang dijadwal ulang, namun sanksi FIFA membuat AFC memutuskan memenangkan Pahang FA.
Menurut Yan Parmenas Mandenas, setidaknya ada dua hal yang ingin dipertanyakan ke PSSI. Ini setelah melakukan serangkaian pertemuan, termasuk dengan Menpora di kediamannya, juga AFC.
"Kami ke PSSI untuk meminta klarifikasi setelah proses panjang yang kami lakukan berawal dari demo Persipura Mania, yang kemudian persoalan menjadi domain DPRP Papua untuk menindaklanjuti.
Kami sudah melewati tahapan, dengan BOPI, staf khusus, Sesmenpora, termasuk dengan Menpora, di mana kami bertemu di kediamannya," kata Yan Parmenas Mandenas, anggota DPRD Papua dari dari Partai Hanura.
"Kemudian kami meminta Menpora memfasilitas supaya bisa ke Kuala Lumpur bertemu dengan AFC. Pada9 Juni, kami bertemu dengan AFF, kemudian Dubes Indonesia di KBRI.
Kami kembali lagi karena tidak bisa bertemu dengan AFC. Pada 10 Juni, kami mendapat konfirmasi AFC mau menemui. Pada 12 Juni, kami berangkat dan diterima pukul 08.00 pagi. Kami bertemu langsung dengan Deputi Sekjen AFC, Direktur Legal, dan beberapa pengurus AFC. Dengan AFC, kami mempertanyakan alasan memberikan kewenangan WO ke Pahang," jelasnya.
Dua hal yang ingin dipertanyakan di antaranya perihal bantuan PSSI ke Pahang dan proses penerbitan visa. "Apa alasan PSSI tidak melayani tim Pahang. Manajer Pahang disebutkan menghubungi Sekjen PSSI, Azwan Karim, tapi bilan sedang dijalan.
Sampai 10 jam tidak mendapat konfirmasi dari PSSI untuk mengurusi persoalan keimigrasian."
"Kedua kami meminta PSSI dari semua proses administrasi yang berjalan. Antara klub dan PSSI, harus jamin visa tiga pemain asing Pahang, yang harus jalani clearance visa du KBRI di Kuala Lumpur.
Ketika Pahang menyurati FAM dan mereka kirim surat pengajuan untuk sponsor visa tiga pemain asing Pahang, yang ditunjukkan ke Sekjen PSSI atas nama Azwan.
Tidak dapat balasan yang dikirim ke KBRI. Setelah kami konfirmasi ke Dubes dan staf, tidak ada surat yang dikirim dari PSSI, Pahang, maupun Persipura. Tapi, akhirnya Pahang mengambil keputusan untuk datang."
DPRP Papua gagal meminta klarifikasi. Ini disebabkan karena PSSI sementara diliburkan. "Setelah dari PSSI, kami akan kembali ke Papua dan memanggil Persipura, termasuk manajemennya untuk menyampaikan hasil. Selanjutnya, kami juga meminta klarifikasi Persipura."
Sumber : www.sportsatu.com