MANOKWARI — Produk Domestik Regional Bruto atau PDRB Provinsi Papua Barat sesuai harga yang berlaku pada tahun 2017 mencapai Rp.71.788 miliar.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Papua Barat Endang Retno di Manokwari, Selasa, mengatakan, ekonomi Papua Barat pada tahun 2017 tumbuh sebesar 4,01 persen. Termasuk di dalamnya sektor minyak dan gas bumi.
“Kalau tanpa minyak dan gas, pertumbuhan justru lebih tinggi yakni 6,73 persen. PDRB perkapita kita mencapai Rp.78,43 juta atau 5.859,39 dolar Amerika Serikat,” kata Retno.
Dari sisi lapangan kerja, kata Retno, sektor konstruksi merupakan lapangan usaha dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi mencapai 9,44 persen pada tahun 2017. Disusul lapangan usaha real estate yang tumbuh sebesar 8,43 persen.
Lapangan usaha administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan usaha pun mengalami pertumbuhan sebesar 8,14 persen.
Ia menjelaskan, struktur ekonomi Papua Barat pada tahun 2017 didominasi oleh tiga lapangan usaha, yakni industri pengolahan, pertambangan dan penggalian serta konstruksi. Dominasi industri pengolahan mencapai 25,94 persen, pertambangan dan konstruksi masing-masing 17,96 persen dan 15,64 persen.
PDRB Papua Barat tanpa migas menurut lapangan usaha masih didominasi oleh konstruksi mencapai 23,85 persen. Usaha pertanian, kehutanan dan perikanan 19,49 persen, administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib 16,48 persen.
“Ekonomi Papua Barat pada triwulan IV 2017 tumbuh sebesar 6,32 persen dari triwulan IV 2016. Dari 17 lapangan usaha, tercatat semua mengalami pertumbuhan,” sebutnya lagi.
Pertumbuhan tertinggi, kata dia, terjadi pada sektor konstruksi disusul Infokom dan real estate. Menurutnya, pertumbuhan secara positif dari tahun ke tahun pada seluruh lapangan usaha ini menunjukan adanya peningkatan kinerja ekonomi di daerah tersebut pada triwulan akhir 2017. (ibn)
Sumber: Cahayapapua.com