BEIJING – China segera menggeser Amerika Serikat (AS) dalam ekonomi digital. Menurut kalkulasi dari para analis di Statista, pasar digital China akan melebihi pasar AS paling cepat pada 2018.
Hasilnya, China akan menjadi ekonomi di - gi tal terbesar sebelum menjadi ekonomi terbesar dunia. Proyeksi itu berdasarkan data dari Digital Economy Compass, Statista, yang merangkum berbagai data pasar digital global. Data itu memeriksa perkembangan kompetitif platform bisnis dalam eCommerce, eTravel, dan Digital Media.
“Saat ini empat pemain uta ma di China yakni Baidu, Alibaba, Tencent, dan Huawei telah mencapai angka mengesankan dan meningkatkan operasional nya di level global,” ungkap Felix Richter dari Statista.com. Pengamat lain juga memiliki pendapat serupa.
“Melihat masa depan, pertumbuhan empat besar di AS akan semakin mendapat tantangan dari pe - saing mereka di China. Terlebih lagi di sana tidak ada pemain besar dari Barat yang memiliki dampak atau jangkauan yang sama pada lanskap digital global,” ungkap Tobias Bohnhoff, kepala analisis pasar Statista. Statista Digital Economy Compass menyoroti sejumlah data dan faktor di balik berbagai perkembangan yang ada. Mereka memberikan pendapat komprehensif tentang platform bisnis di pasar utama AS, China, dan Eropa. Mereka menganalisis se jumlah tren dan melihat ber ba gai fakta yang berbeda, mulai dari media dan marketing hingga mobil terkoneksi, smarthome, dan teknologi keuangan.
“Perhatian khusus mengarah pada pengaruh cloud, sosial, mobile dan kontrol suara. Selain itu, juga mencakup berbagai topik tentang venture capital, siapa yang akan mengalahkan siapa dalam platform bisnis? dan teknologi canggih seperti ke cer das - an buatan (AI), realitas tam bah - an (AR) dan realitas virtual (VR),” ungkap Felix Richter. “Dengan Digital Economy Compass, kami telah men ciptakan standar kerja untuk bis - nis digital. Ini referensi kerja penuh fundamental dan statistik yang berguna, dengan setiap pembuat keputusan dalam bisnis digital harus mema ha minya,” kata Felix Wegener, analis untuk pasar digital di Statista. Konsumen digital China juga lebih senang berbelanja secara online.
Data September 2017 menunjukkan sebanyak 83% pembelian produk dila ku kan secara online. Persentaseituterus meningkat setiap saat se iring meluasnya jangkauan internet dan kecepatan akses in ter net di berbagai penjuru China. Data yang dirilis Global Web Index menunjukkan, China me - mimpin untuk semua kategori umur, gender dan pendapatan. “Peluang untuk digital com merce di Asia-Pasifik secara umum sangat bagus, dengan 6 dari 10 pasar global berasal dari kawasan itu,” ungkap laporan Global Web In - dex, dikutip Ne timperative.com. Ini merupakan hasil dari kesuksesan sejumlah platform online yang tumbuh pesat di China dan merevolusi sektor ritel seperti raksasa e-commerce China, Alibaba.
Di sisi lain, pasar Eropa juga menguat, dengan Inggris, Jerman, dan Polandia berada pada 10 teratas. Menurut data eMarketer, pen jualan e-commerce di China di proyeksikan melampaui USD1,132 triliun pada 2017. Jumlah tersebut hampir se tengah dari penjualan ritel e-commerce global. “Penjualan e-commerce Chi na akan mencakup 23,1% dari total penjualan ritel di China pada 2017, data ini diperkirakan meningkat menjadi 40,8% pada 2021,” papar data eMarketer. Popularitasberbelanja meng - gunakan smartphone diperki rakan terus menguat. eMarketer memprediksi lebih dari 75% penjualan e-commerce atau lebih dari USD1 triliun akan dilakukan menggunakan perangkat mobile.
Baca: Stop Virus Ransomware Pengacau Dunia
Jika Terjadi Penembakan Lagi Kami Ingin Penentuan Nasib Sendiri
Data eMarketer secara rinci menyebut China merupakan pasar e-commerce terbesar du - nia dengan memimpin di atas pasar lain, termasuk AS sebesar USD450,81 miliar, Inggris USD110,07 miliar, dan Jepang USD95,33 miliar. “Penjualan ritel global di per kirakan men - capai USD2,290 triliun pada 2017,” ungkap proyeksi ritel global terbaru eMarketer. Analis senior eMarketer Os - car Orozco menjelaskan, pasar ecommerce China terus tumbuh ber kat pesatnya pembelian smart phone dan dominasi mar - ket place seperti Alibaba, JD. com, dan Tmall. “Pertumbuhan pada pem belian online didorong oleh semakin nyamannya mem beli de ngan perangkat mobile, belanja yang lebih besar oleh kon sumen di kota-kota kecil dan se ma - kin banyaknya jenis barang yang dibeli konsumen,” papar Orozco.
Pasar e-commerce China jelas tak dapat disangkal lagi menjadi salah satu industri online dengan pertumbuhan paling pesat di dunia. Tidak salah jika banyak label internasional yang mencoba menangkap peluang pasar tersebut. Dengan melihat tren tersebut, masa depan ecommerce pun diproyeksikan bergerak ke timur, bukan barat. Biro Statistik Nasional China merilis data bahwa penjualan ritel online di China mencapai USD752 miliar pada 2016, mengalami pertumbuhan 26,2% dari 2015. Jumlah tersebut dua kali lipat dari tingkat pertumbuhan seluruh penjualan ritel di China. Tidak mengherankan jika para pengamat yakin sektor ecommerce China melampaui AS dengan tingkat pertumbuhan yang lebih cepat dibandingkan di Negeri Paman Sam itu.
Pertumbuhan e-commerce di China pun didorong oleh kota-kota kecil dibandingkan kota-kota besar. Pasar online di wilayah pedesaan China mengalami per tumbuhan lebih cepat di - bandingkan di perkotaan. Peningkatan produk domestik bruto (PDB) China sekitar 7% per tahun telah mendorong kesejahteraan di kota-kota ke - cil. Di kota-kota itu, infra struk - tur fisik untuk toko-toko besar sangat jarang sehingga warga - nya memutuskan untuk menda patkan produk yang mereka inginkan melalui pem belian secara online. Alibaba memahami tren ini dengan membuka akses lebih besar ke pedesaan dan wilayah kota-kota kecil. Dengan strategi ini, Alibaba pun mengalami pertumbuhan pesat secara domestik.
Sistem pembayaran digital mobile melalui WeChat dan Alipay, juga semakin luas. Kemudahan melakukan pemba yaran online hanya dengan mengge rak kan jari di smartphone, membuat konsumen semakin loyal membelanjakan uangnya. Alipay bahkan meluncurkan sistem pembayaran dengan selfie, dengan program “Bayar dengan Wajah Anda”. Semua perkembangan itu membuat China bergerak cepat mendominasi pasar digital global tahun ini.
Syarifudin | koran-sindo.com