Presiden Jokowi saat meresmikan pembangkit listrik di Holtekamp, Distrik Muara Tami, Jayapura, Papua, Selasa (9/5). (Foto: Setkab) |
JAYAPURA, - Dalam kunjungannya ke Papua, Presiden Joko Widodo hari ini (09/05) meresmikan sejumlah proyek kelistrikan, masing-masing proyek Listrik Desa Papua-Papua Barat, Maluku-Maluku Utara, PLTMH dan PLTS Tersebar, PLTU Maluku Utara 2 X 7 MW dan Groundbreaking PLTMG MPP Jayapura 50 MW. Peresmian dilaksanakan secara simbolik di Proyek Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) MPP Jayapura 50 MW, Holtekamp, Distrik Muara Tami, Jayapura.
Diakui oleh Jokowi, setiap berkunjung ke provinsi, ke kabupaten dan kota manapun, yang menjadi keluh kesah rakyat adalah kekurangan listrik.
“Ada yang lapor, Bupati, “Pak, listrik di sini masih sangat kurang”. Pindah lagi ke provinsi yang lain, “Pak, listrik di sini masih kurang, sering mati, sering biarpet. Inilah memang fakta yang kita hadapi,” kata Jokowi.
Oleh karena itu, Jokowi mengatakan telah memerintahkan menteri, baik Menteri ESDM, Menteri BUMN dan juga kepada Dirut PLN untuk secepat-cepatnya menyelesaikan kekurangan-kekurangan yang sudah sangat mendesak di daerah-daerah, terutama di kawasan Indonesia Timur, utamanya lagi di Tanah Papua.
“Kita kan telah berbicara tahun yang lalu, 2 tahun yang lalu mengenai BBM di Papua yang harganya sangat berbeda dengan di wilayah yang lain. Sudah 6 bulan ini harga BBM di tanah Papua sama seperti yang dirasakan oleh Saudara-saudara kita yang lain, di provinsi yang lain, di wilayah yang lain,” jelas Presiden ke-7 Republik Indonesia.
Hal kedua yang disampaikan oleh Presiden Jokowi adalah masalah semen. Ia menambahkan bahwa hal ini masih menunggu, akan dicari jalan terus agar harga semen yang ada di tanah Papua juga sama seperti yang ada di Jawa, di Sumatera, di Kalimantan, dan provinsi-provinsi yang lain.
“Kemudian listrik. Saya kira Bapak, Ibu, dan Saudara-saudara tahu, tahun 2020 Papua nanti akan menyelenggarakan Pekan Olahraga Nasional (PON). Sekarang venue-venue tempat untuk penyelenggaraan sedang dibangun oleh Gubernur, oleh provinsi, kota, maupun sebagian oleh pemerintah pusat. Tetapi kalau dihitung-hitung listriknya juga masih kurang. Sudah dihitung, listriknya masih kurang,” tutur Presiden seraya sebutkan bahwa peresmian dilakukan dalam rangka menyiapkan PON tahun 2020.
“Saya perintahkan ke Menteri ESDM untuk diberikan prioritas penggunaan gas untuk kelistrikan kita. Jangan semuanya batubara, harus ada beberapa pembangkit listrik baik memakai gas, baik memakai tenaga microhydro, memakai matahari, dan ada juga arus laut yang nanti juga akan kita mulai di NTT,” tutur Presiden yang juga sampaikan bahwa inilah upaya-upaya yang dilakukan pemerintah dalam rangka menyediakan kelistrikan.
Ia menambahkan telah memerintahkan berbagai kementerian untuk menghadirkan terobosan-terobosan untuk mempercepat pembangunan infrastruktur kelistrikan.
Menurut dia, setelah melakukan groundbreaking PLTMG MPP di Jayapura 50MW, ia juga akan meresmikan PLTU Tidore, Maluku Utara 2x7MW, yang merupakan PLTU pertama yang beroperasi di Maluku Utara.
“Perlu saya sampaikan, saya sudah memberikan target ke Menteri ESDM untuk desa-desa yang sulit dijangkau oleh transmisi listrik, ini akan diberikan nantinya lewat listrik tenaga matahari, tenaga surya. Targetnya dalam 3 tahun ini, sampai 2019, kira-kira targetnya adalah 600 desa. Sehingga desa-desa yang jauh, tidak terjangkau oleh kabel listrik, memakai tenaga surya atau matahari. Hari ini di Papua ada 22 desa, kelurahan, atau kampung, dan di Maluku Utara ada 13 desa yang mendapatkan listrik,” tambah Presiden.
Dalam acara tersebut, Presiden Jokowi didampingi oleh Ibu Negara Iriana, Menteri ESDM Ignasius Jonan dan Menteri BUMN Rini Soemarno. (setkab)