Aku Papua atau aku Indonesia bukanlah hal penting yang saat ini harus dipikirkan oleh pemerintah ataupun yang harus dijadikan sebagai arena tarung bagi TNI untuk mencoba senjata barunya. Seharusnya kalian tahu dari dulu kami bukanlah bangsa asing yang dijajah ataupun kami bukanlah orang asing yang ingin menjajah, kami hanya sekelompok orang yang ingin tahu dan merasakan apa arti dari kemerdekaan.
Kami tentunya ingin lebih lama berdiri di sini di tanahku, tanah kelahiran moyangku, tanah kelahiran nenekku, tanah kelahiran ayahku, tanah kelahiran ibuku, tanah kelahiran anakku dan tentunya tanah kelahiran bagi cucu-cucuku.
Tanahku bukanlah tanah yang haram untuk diinjak, tanahku bukanlah tanah yang haram untuk disinggahi, tanahku bukanlah tanah kepunyaanku tapi tanahku adalah tanah kebebasan untuk bangsa ini, tanah yang bebas kalian gunakan karena memang tanahku tanah Indonesia. tapi mengapa banyak sekali hal yang kotor yang kalian lakukan? Banyak hal yang bodoh yang ingin kalian buat, tanah yang hanya ingin kalian manfaatkan tanpa kalian memikirkan akibat dan tanpa kalian memikirkan untuk bagaimana menjaganya.
Sekarang marilah kita berpikir ke belakang, tahun berapa Indonesia merdeka, benarkah 1945?
Benarkah pada tahun itu kita merdeka? Pada siapa kami bisa bertanya?
Dan siapa saja yang bisa menjawab?
Untuk kalian tahu di sini di Papuaku, aku melihat bongkahan emas, bongkahan intan, bongkahan perak, bongkahan timah, dan tentunya hal yang paling banyak kutemukan adalah bongkahan kekecewaan. Setiap hari kami benyak mendapatkan masalah, bukan karena kelaparan, bukan karena kehausan, bukan karena kurang kesehatan, dan juga bukan karena kurang ilmu tapi karena kami kurng diperhatikan.
Dimana emas kami kau jual, dimana intan kami kau timbun, adakah sedikit manfaat bagi kami, adakah sedikit kenikmatan bagi kami, merasakan nikmat dari kekayaan alam ini, menikmati warisan dari moyangku, dan ciptaan dari Tuhanku.
Bagaimana mungkin kami bisa diam melihat tanah ini kalian hancurkan, bagaimana mungkin kami akan tersenyum melihat tanah ini kalian jual belikan? Bagaimana kami tidak memanah sedangkan kalian sendiri mengacungkan senjata. Adakah yang salah dengan kami adakah yang mendukung kami ataukah kami hanya tontonan bagi kalian? ataukah kami hanya sekumpulan manusia purba? Ataukah kami memang anak-anak Indonesia?
Jika kalian hanya menjawab iya atau tidak, maka tak akan pernah ada manfaatnya bagi kami, karena kami butuh perhatian dan tindakan dari kalian saudara-saudariku se-Indonesia.
Ayolah kita berpikir sedikit kritis apakah batu cincin yang kalian cari di sungai, pegunungan, bahkan hutan rimba lebih berharga dari pada emas/perak/intan yang sangat mudah kau lihat di sini? Dan apakah kita hanya akan menjadi saksi kebodohan di masa mendatang?.
Untuk itu, kami katakana "Bantu kami dengan ilmu dan tolong kami dengan tindakan", dan yang hanya bisa melakukan hanya kalian "MASYRAKAT NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA".
Rubrik : Luki Ferliansyah
Sumber : okezone.com