Petugas berjaga di dekat perbatasan RI dengan Papua Nugini (PNG) di wilayah Skouw, Jayapura, Papua, Jumat (8/5). (Antara/Hafidz Mubarak A. |
"Jika ada kelompok ini (kelompok bersenjata) berada di tengah masyarakat, mohon segera melaporkan kepada aparat keamanan," kata Kapolda Papua Irjen Pol Yotje Mende di Jayapura, Rabu (27/5).
Pernyataan ini disampaikan oleh Mende terkait penembakan enam warga sipil di Tingginambut, Puncak Jaya, yang menewaskan satu warga dan lima lainnya luka-luka.
"Ada 70 anggota saya dari Brimob diperbantukan di sana dan didukung TNI setempat melakukan pengejaran kelompok penembak yang lari ke hutan di Distrik Mulia," katanya.
Menurut Mende, pelaku penembakan enam warga sipil yang terjadi pada Selasa (26/5) tengah malam itu disinyalir dilakukan kelompok kriminal bersenjata (KKB) dari Yambi atau Tenggahmati Telenggen bisa menimbulkan masalah lain. "Penembakan itu juga bisa memicu persoalan dari keluarga korban dan para pelaku. Keluarga korban sedang menuntut ganti rugi, ini juga kami antisipasi agar tidak terjadi permasalahan. Tapi sudah ada pertemuan antara tokoh masyarakat, harapannya ada penyelesaian," katanya.
Mengenai pengejaran kepada KKB itu, Mende menyampaikan bahwa ia telah memerintahkan kepada bawahannya di Tingginambut agar bersikap profesional, kedepankan sikap humanis. "Saya sudah pesan jangan sampai pengejaran membabi buta dan kita tetap mengedepankan persuasif serta aspek kemanusiaan. Kalau kemudian dia menyerah jangan ditembak tapi tidak menyerah, langkah pertama kita lumpuhkan dan seandainya tidak, atau dia melawan dan menggunakan senjata kita gunakan senjata juga. Inilah operasi penegakan hukum," katanya.
Mende juga meminta agar masyarakat tetap waspada akan kelompok tersebut agar tidak lagi melakukan gangguan dan tindak kekerasan. "Kelompok itu adalah kelompok kecil dan setelah dihitung anggotanya hanya 18 orang dan senjata hanya 7-8 pucuk. Kita akan kejar terus dan tetap waspada sebab mereka pegang senjata. Tapi kami tidak mau terpancing untuk perang terbuka dengan mereka," katanya.
"Kalau dalam waktu 1-2 pekan kita tidak berhasil, maka kita akan melakukan operasi lagi. Namun saat ini tak ada operasi khusus, hanya operasi biasa saja. Mereka sekarang memang memancing kita. Saya bisa saja kerahkan ribuan pasukan dan didukung oleh TNI, tapi hal itu bukan utama, tapi kita akan kedepankan operasi intelejen," katanya.
Sumber : www.republika.co.id