Yansen ditemukan dalam keadaan sudah meninggal dunia di rumah keluarganya, di komplek Brimob, Puncak Fakfak, Kamis dinihari.
Meski belum diketahui secara pasti penyebab kematiannya, informasinya, penyakit hipertensi dan jantung yang diderita Yansen ini, kambung, usai mengkonsumsi durian cukup banyak.
Soal durian, di Kabupaten Fakfak saat ini memang tengah panen raya durian. Sehingga, ratusan peserta Raker, mengkonsumsi durian “di atas rata-rata”. Hal ini bisa dimaklumi, tidak semua daerah di Papua Barat, menghasilkan durian. Apalagi, durian Fakfak, dikenal lezat dan “keras”.
Atas permintaan pihak kepolisian, jenazah Yansen dibawa ke Rumah Sakit Umumk Daerah Fakfak, untuk dilakukan visum.
Jenazah almarhum yang tiba di UGD RSUD Fakfak dengan ambulan, disambut Bupati Kaimana Matias Mairuma berserta staf. Sedang dari jajaran Pemda Fakfak, nampak turut menyambut, Sekretaris Daerah Husen Thofer, yang didampingi para asisten dan staf ahli. Kedatangan jenazah di RSUD, juga disambut isak tangis keluarganya.
Kepada media, Bupati Kaimana, Matias Mairuma mengatakan bahwa pihaknya tengah mengupayakan agar almarhum dapat segera dipulangkan ke Kaimana.
“Kami tengah mengupayakan pemulangan almarhum. Mudah-mudahan bisa secepatnya. Diusahakan dengan menggunakan pesawat, meski tidak ada jadwal penerbangan reguler,” jelas Matias.
Sayangnya, karena keterbatasan fasilitas dan peralatan visum, pada jenazah hanya dilakukan visum luar saja.
Dr. Aulia Rahman, yang melakukan visum pada almarhum, tidak bisa memberikan penjelasan detail, dan meminta wartawan mengkonfirmasi langsung kepada pihak kepolisian, sebagai pihak yang memintakan visum.
“Ya, memang hanya dilakukan visum luar saja. Untuk hasilnya, silakan langsung ke kepolisian, karena mereka yang memintakan visum. Hasilnya sudah kami serahkan kepada polisi,” terang pria berkacamata ini.
Dan informasi dari Direktur RSUD Fakfak, dr. Maulana K Patiran, dikatakan bahwa tidak ditemukan tanda-tanda mencurigakan pada tubuh almarhum.
Akhirnya, jenazah disemayamkan di rumah salah seorang keluarganya di daerah Nuri, Wagom, sebelum diberangkatkan ke Kaimana. (wah-Fakfakinfo)