Ternyata Ini Bahaya yang Mengintai Pendaki Cartenz Papua


Mendaki gunung bukanlah olahraga ringan yang sekedar jalan-jalan semata. Banyak hal yang harus dipersiapkan ketika hendak melakukan pendakian ke sebuah puncak gunung. Sayangnya banyak orang mendaki tanpa persiapan dan kemampuan teknis yang cukup.

Mendaki gunung masuk kategori olahraga berbahaya. Tapi banyak pendaki pemula masa bodoh akan bahaya yang siap menanti di depan mata. Demi menunjukan eksistendi diri di sosial media, mereka pergi ke gunung. Tanpa persiapan, asal-asalan dan seringkali sembrono sehingga tidaklah heran bila sampai nyasar di gunung hingga mati di gunung.

Dalam beberapa hari mendatang kawasan Gunung Cartenz akan diserbu puluhan hingga ratusan orang dari berbagai latar belakang dengan berbagai tujuan akan melakukan pendakian ke puncak tertinggi pegunungan Jaya Wijaya di Papua, Cartenz Pyramid, (4.884 mdpl) baik melalui jalur Ugimba maupun melalui kawasan terbatas di Tembagapura yakni PT Freeport Indonesia.

Tercatat ada beberapa rombongan besar yang akan mengadakan kegiatan di Gunung Cartenz. Ada rombongan Ekspedisi Marinir Rakyat Merdeka yang dikomandani Letkol (Mar) Fery Marpaung, terdiri dari anggota Korps Marinir, pendaki tunadaksa dunia Sabar Gorky, pendaki organisasi pemuda pecinta alam TRAMP, jurnalis dari Kantor Berita Politik RMOL, jurnalis dari MNC dan Trans TV yang semuanya telah mempersiapkan diri dengan latihan fisik dan teknik pendakian selama kurang lebih dua bulan lamanya.

Diluar itu ada rombongan tim Trans 7 yang memiliki agenda tersendiri dan terdiri dari 4 pemanjat tebing profesional serta 5 jurnalis Trans 7 yang telah terbiasa mendaki berbagai puncak gunung di tanah air sehingga teknik dan kemampuan mereka tidak diragukan lagi, serta beberapa tim pendaki lainnya yang masuk dari berbagai jalur di sekitar Gunung Cartenz.

Di antara semua tim yang akan menggapai Gunung Cartenz Pyramid, ada rombongan besar terdiri dari belasan jurnalis baik dari dalam maupun dari luar negeri yang diakomodir Kemenko Maritim dan Kementrian Pariwisata yang tergabung dalam Ekspedisi Journalist to Carstensz” melalui jalur Sugapa, Ugimba, Tambua, Carstensz dari tanggal 10 hingga 19 Agustus.

Bila ke Gunung Cartenz dianggap seperti jalan-jalan ke Gunung Tangkuban Perahu, maka dapat dipastikan akan banyak kendala yang harus dihadapi para pendaki pemula yang akan menempuh perjalanan dari jalur Sugapa maupun Tembagapura, misalnya masalah lamanya perjalanan, cuaca yang ekstrem, dan penyakit ketinggian atau Mountain Sikness.

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan ketika hendak mendaki gunung Cartenz. Yang pertama adalah kesehatan, di mana setiap pendaki harus memiliki fisik yang prima ketika hendak melakukan perjalanan jauh, untuk itu harus melakukan latihan minimal dua bulan secara rutin dan teratur. Kedua adalah pengetahuan akan medan yang akan dihadapi baik itu rute perjalanan maupun cuaca, ketiga kemampuan navigasi dan menggunakan peralatan pendakian.

Yang keempat adalah peralatan pendakian berupa sepatu khusus, kaos kaki, celana dan pakaian khusus, jaket, jas hujan, kantong tidur, tenda. Kelima adalah menyangkut logistik selama pendakian, keenam adalah stategi pendakian untuk menggapai puncak gunung di atas ketinggian 4.000, dan yang terakhir masalah keamanan.

Faktor keamanan di sekitar jalur pendakian Gunung Cartenz agaknya harus diwaspadai oleh semua pendaki, karena bisa saja kehadiran para pendaki akan digunakan para gerombolan sparatis untuk melakukan serangkaian tindakan agar eksistensi mereka menjadi perhatian dunia internasional.

Semoga seluruh pendaki yang hendak mendaki Cartenz benar-benar sudah mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya, sehingga tujuan untuk merayakan 17 Agustus dan tujuan lainnya dapat dilaksanakan tanpa adanya hambatan yang berarti. [ysa]


Sumber:http://www.rmol.co

Disqus Comments