Persipura Termasuk Klub sehat
Jayapura, Jubi- Berbicara- klub-klub sepak bola saat ini di Indonesia tidak semua masuk dalam kategori sehat sebab masih ada yang menunggak gaji pemain. Pasalnya pemain butuh kepastian termasuk pelatih dalam sebuah kompetisi.
“Belum lagi di klub. Hanya ada tiga klub yang sehat, Persipura Jayapura, Persib Bandung, Semen Padang. Selebihnya tidak sehat,”kata mantan pelatih Persipura Rahmad Darmawan saat berddemo dengan perwakilan Pelatih dan kelompok supporter Persija The Jakmania di Kantor Menpora saat bertemu dengan anggota tim Transisi Zuhairi di Kantor Kemenpora, Selasa (11/8/2015).
Dia menambahkan alasan pembekuan PSSI oleh Menpora adalah membuat federasi yang transparan dan fair play dan sehat secara bisnis.
Anggota tim transisi Zuhairi mengatakan ada masalah di dalam federasi yang cukup serius soal transparansi dan profesionalitas.
Zuhairi mengatakan tim transisi dibentuk Kemenpora sebagai acting PSSI, dan akan menyiapkan Konggres Luar Biasa(KLB) pada Desember 2015. Dia yakin usai KLB sanksi FIFA terhadap Indonesia akan dicabut.
Kondisi ini jelas akan berkepanjangan sebab tim hukum Kemenpora langsung mengajukan banding terhadap gugatan PSSI di PTUN setelah hakim memutuskan PSSI menang. Mestinya tim transisi menghentikan kegiatannya tetapi toh berlanjut.
Keputusan yang diambil Persipura untuk melihat perkembangan lebih lanjut , menanti SK pembekuan dicabut dan sanksi FIFA , tepat. Pasalnya kata Sekretaris Umum Persipura kalau menggelar kompetisi kembali semua harus jelas dan pasti agar kompetisi tidak berhenti di tengah jalan.
Memang, klub Persipura termasuk salah satu klub sehat, tetapi sesuai dengan permintaan FIFA maupun AFC dan PSSI. Bidang Kompetisi PSSI mengakui bahwa dari lima aspek aspek supporting masih lemah.
Setiap klub harus memenuhi lima aspek antara lain pertama legalitas yang ditentukan. Status klub yang harus berbadan hukum dan dokumen-dokumen lain yang menguatkan. Persipura sendiri memiliki akte pendirian perusahaan dengan nama PT Persipura Papua. Rocky Bebena Sekretaris Umum Persipura menjabat sebagai Direktur Utama PT Persipura Papua.
Aspek kedua meliputi infrastruktur, masih ada klub yang belum memiliki stadion sendiri dan belum layak. Persipura sejak berdiri sampai sekarang belum punya stadion dan masih menyewa Stadion Mandala milik KONI Papua. Setiap pertandingan KONI Papua mematok harga sewa RP 15 juta. Kapten Persipura era 1968-1978, Hengky Heipon pernah mengusulkan agar Persipura harus punya stadion sendiri. “Stadion sendiri itu ibarat rumah bagi klub,”kata Hengki Heipon kepada Jubi beberapa waktu lalu di Jayapura.
Aspek ketiga Finansial, Persipura selama kompetisi mendapat sponsor dari PT Freeport Ind selama dua musim sebesar Rp 22 Milyar, PT Bank Papua, Spech untuk perlengkapan latihan dan pertandingan. Bosowa Grup dan lain-lain. Total kebutuhan dana untuk satu musim mencapai Rp 30 Milyar.
Aspek keempat administrasi, semua klub sudah menyiapkan syarat administrasi yang sesuai dengan regulasi PSSI. Terutama berkaitan dengan pengelolaan klub secara profesional laiknya perusahaan yang mengejar profit. Jersey Persipura masih dijual bebas dan belum menjadi hak milik dari Persipura dalam bisnis jersey dan pernik-pernik Persipura.
Aspek kelima, Supporting dan pembinaan usia muda, aspek ini merupakan elemen yang belumsepenuhnya siap, jika ukurannya dari U21, sebagian besar sudah siap. Belum ada Akademi Sepakbola Persipura, Persipura U12, Persipura U15 dan Persipura U18. Namun support dari materi pemain yang sudah didapatkan(ukurannya dari bukti kesepakatan kontrak), belum semuanya siap.
AD
Sumber : TabloidJubi
Disqus Comments