pendaki-korps-marinir |
JAKARTA - Rencananya pendakian menuju dua puncak gunung yakni Carstensz Pyramid dan Jayawijaya akan dimulai Rabu, (12/8/2015) pagi ini dari Ridge Camp Mil 72, Distrik Tembagapura, Papua.
Pabanlid Sintel Pasmar -1 yang juga Komandan Pendakian Gunung Carstensz, Letkol Mar Fery P. Marpaung mengatakan, beberapa titik yang akan disinggahi nanti seperti Danau Danau dan Lembah Kuning kemungkinan kering air mengingat saat ini musim kemarau. Untuk itu salah satu opsinya tiap personel Tim Ekspedisi Marinir dibekali lima liter air.
Dari tebing Zebra Wall pada hari Rabu (12/8/2015), tim akan mulai perjalanan dengan jarak tempuh sekitar 4-5 jam menuju sebuah danau yang diperkirakan masih ada tetesan air dari salju. Lokasi inilah yang rencananya dimungkinkan untuk aklimatisasi tim. Opsi lainnya di base camp Danau Danau. Hanya saja memang air sekitar situ tak bisa dikonsumsi karena keasamannya terlalu tinggi.
Di kesempatan berbeda, dr. Agung Hadyono (61) bercerita pengalamannya mendaki Kinabalu, Sabah. Saat itu ia satu rombongan dengan sepasang bule dari United Kingdom yang berjalan cepat. Namun pada etape terakhir dari 3.100 meter menuju 4.100 meter puncak Kinabulu, sepasang bule tersebut terpaksa harus menghentikan pendakian mereka karena menderita pening hebat, salah gejala awal mountain sickness.
Cerita lainnya, Norman Edwin yang dikenal pendaki dengan tempo jalan yang kencang ternyata juga gagal mencapai puncak Gunung Kilimanjaro (5.895 mdpl) di Tanzania, Afrika pada pendakian pertamanya. Norman mengalami gejala yang sama saat berada di Gillman Point (4.200 mdpl). Begitu juga saat Norman mendaki Gunung Elbrus (5.642 mdpl) di Georgia, Rusia.
Karenanya dr. Agung berpesan kepada seluruh pendaki Tim Ekspedisi Marinir sebaiknya tidak berjalan terlalu kencang saat pendakian ke puncak Gunung Carstensz Pyramid maupun Puncak Gunung Jayawijaya. Dengan berjalan lambat, menurut dr. Agung, pendaki tersebut sama saja melakukan aklimatisasi.
"Semboyannya 'pole pole' artinya pelan-pelan, kalau di Nepal bahasanya 'bestari bestari' yang artinya bijaksana," tuturnya.
dr. Agung yang telah berusia 62 tahun dan tetap masih aktif naik turun gunung ini pun mengingatkan bahwa pada ketinggian 3.100 meter, kondisi oksigen udara mulai menipis.
"Yang penting dari segi kesehatan santai saja. Kalau ada keluhan bilang sama saya tapi yang ada obat-obatan sederhana," cetus dokter spesialis kandungan di hadapan para pendaki dari marinir dan TRAMP di Ridge Camp, mil 72 Distrik Tembagapura, Papua.
Sumber :http://wartakota.tribunnews.com