Polisi Tuding Anggota TNI AU Selundupkan Miras di Papua

Ilustrasi pemusnahan minuman keras
Jayapura - Dua anggota Paskhas TNI Angkatan Udara Landasan Udara (Lanud) Jayapura berinisial W dan S diduga terlibat dalam pengiriman minuman keras ke Kabupaten Tolikara, Papua.

Seorang pelaku lainnya diduga berinisial TH yang bekerja sebagai pegawai koperasi pelabuhan udara (Pelud) Bandara Sentani, Jayapura.
Ini dikatakan Kapolsek Kawasan Bandara Sentani, AKP Jubelina Wally, kepada wartawan, Selasa (23/6) siang.

Dia mengatakan kedua anggota Paskhas tersebut telah dilaporkan ke pihak TNI AU. Sementara TH masih terus dalam pemeriksaan di polsek setempat.
Modus penyelundupan miras tersebut disisipkan bersama dengan pengiriman ikan jenis mujair ke Tolikara.
Dalam penemuannya, polisi mendapati miras ditaruh di bagian paling bawah di dalam coolbox setelah itu ditutup dengan karung dan dialasi dengan es batu. Lalu di bagian atas es batu ditaruh ikan mujair untuk selanjutnya dikirim ke Tolikara.

“Dan setelah di cek terdapat 80 botol jenis Vodka dan enam botol Chivas yang akan dikirim dengan Tolikara dengan pesawat Trigana pagi tadi. Kemarin kami juga mendapati 23 botol Vodka dengan tujuan yang sama dari koperasi Pelud itu," ujarnya.

Menurut Jubelina, saat ini koperasi ditutup sementara dengan garis polisi untuk kelanjutan pemeriksaan.
"Saya juga telah melaporkan hal ini kepada kepala bandara dan pihaknya meminta untuk kasus tersebut diusut dan dilanjutkan,” ujarnya.

Jubelina menegaskan, dalam pemeriksaan sementara TH berperan sebagai pelaku yang mengirimkan barang dengan tujuan Tolikara.
Polisi juga telah menyita telepon genggam milik TH dan didapati sejumlah pesan pendek tentang pengiriman miras ke sejumlah daerah pegunungan tengah Papua.

"TH tak hanya sekali melakukan pengiriman miras ke kabupaten di pegunungan Papua, namun sudah sering. Ini terungkap dari banyaknya pesan masuk tentang proses pengiriman miras yang akan dilakukannya. TH juga mengaku bahwa dua anggota TNI AU diduga membantu dalam pengiriman ini,” ujarnya.

Polisi tak pernah menduga bahwa koperasi itu menjadi tempat jual-beli bagi masyarakat sekitarnya. Namun beberapa kali ditemukan warga mabuk di sekitar koperasi.
Pihaknya juga mengakui masih ada kelemahan dalam pengawasan di bandara sebab hingga saat ini belum adanya satu tim terpadu untuk pengamanan bandara. Apalagi polisi tidak ditempatkan didalam pintu masuk bandara, di ruang X-ray atau di dalam ruang bandara lainnya.

Sedangkan Komandan Lanud Jayapura, Kolonel (Pnb) I Made Susila Adyana, membantah adanya dua anggotanya terlibat dalam pengiriman miras.
“Saya sudah bertanya kepada anggota itu, bisa saja ada pihak lain yang tidak senang dengan TNI AU. Tapi nanti saya akan cek langsung ke lapangan,” katanya ketika dihubungi wartawan via telepon.

Suara Pembaruan
Robert Isidorus/FEB
Suara Pembaruan

Disqus Comments