SATU TUNGKU TIGA BATU - SUATU REFLEKSI


=== SUATU REFLEKSI DI HARI "IDUL FITRI" UNTUK MASYARAKAT FAKFAK
( Kajian Kearifan Budaya) ===

Nenek Moyang Fakfak tidak mengenal SATU TUNGKU TIGA BATU.... yang ada AGAMA KELUARGA, Satu Tungku tiga batu itu ada batu lain yang tidak dipakai maka kuali sering miring dan isi dalam itu tumpah semua......
Nenek moyang fakfak mengenal AGAMA KELUARGA yang harus dijunjung karena kearifannya yang luar biasa. SATU TUNGKU TIGA BATU itu adopsi teori yang berlaku di Jayapura yg mengenal duluan Satu tungku tiga batu yang maknanya Bukan Islam, Katholik dan Protestan, Tapi AGAMA, ADAT dan PEMERINTAH tu menjadi Satu tungku... tolng di pahami- jangan mengangung-agungkan Konsep yang salah konteks.... Lebih arif dan Bijaksana dan Natural Jika AGAMA KELUARGA yang dianut Nenek moyang kita menjadi primadona dalam sistem sosial kehidupann orang fakfak.

Akibat dari SATU TUNGKU TIGA BATU mendatangkan malapetaka untuk orang fakfak sendiri. Eksesnya adalah bagaimana mempertahankan Batu masing masing disatu tunggu. ketika satu batu tdk di manfaatkan maka yg terjadi adalah konflik internal yg luar biasa sampai ke tatanan kehidupan budaya setempat.
Contoh: jika tidak terakomodir kepentingan agama dalam politik (PILKADA misalnya) maka terjadi ketegangan yang luar biasa.Tapi kalau kearifan AGAMA KELUARGA dari nenek moyang kita tidak mengenal itu.... yang mereka tahu adalah nilai agama itu penting jadi siapa pun dia yang duduk di pemerintahan baik Islam atau kristen tidak ada masalah, mau bupati dan wakil sama-sama islam atau sama-sama kristen tidak masalah.... 
Foto Edit By arifai.isman

Maaf ya. Ini sebuah Refleksi di hari Raya yg Suci ini. Selamat IDUL FITRI, mohon maaf lahir dan batin !!!

Disqus Comments