Polisi Temukan Kejanggalan

ilustrasi - metro
Kapolda Pimpin Langsung Pengejaran 13 Narapidana dan Tahanan Lapas Abepura

JAYAPURA-Penyidik Direktorarat Reserse dan kriminal Umum Polda Papua mene­mukan adanya kejanggalan dari kronologis kaburnya 13 narapidana dan tahanan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Abepura, Jumat (8/1) lalu.  Kapolda Papua, Irjen Pol. Drs. Paulus Waterpauw, M.Hum, yang dikonfirmasi mengakui adanya kejanggalan terkait kronologisnya kaburnya 13 narapidana dan tahanan Lapas Abepura tersebut. Untuk itu, pihaknya telah meminta penyidik melakukan pemeriksaan terhadap para petugas Lapas Abepura.

Kejanggalan yang ditemukan menurut Kapolda Waterpauw yaitu terkait waktu kaburnya para narapidana dan tahanan tersebut. “Salah satu aparat tim khusus Polda Papua yang dalam perjalanan ke Bandara Sentani sempat melihat salah stau narapidana yang kabur atas nama Usmin Telenggen berdiri di pinggir jalan di area Kota Jayapura sekitar pukul 07.30 WIT. Berdasarkan kesaksian pihak Lapas, 13 narapidana dan tahanan itu kabur sekitar pukul 10.30 WIT,” ungkap Waterpauw kepada wartawan di Mapolda Papua, Sabtu (9/1).  Terkait hal ini, Wa­terpauw mengatakan pihaknya akan menggelar kembali pemeriksaan untuk menyamakan informasi waktu kaburnya para penghuni Lapas Abepura ini.

Kejanggalan lain yang ditemukan yaitu narapidana dan tahanan yang kabur ini sudah membakar pakaian dan dokumen milik mereka sebelum melarikan diri dari Lapas Abepura. “Ini yang akan kita dalami lagi, apakah kejadiannya saat subuh atau pada waktu jam besuk. Karena yang saya tahu waktu dilaporkan, kelompok ini melarikan diri pukul 10.30 WIT,” tuturnya.

Meskipun ditemukan kejanggalan, Waterpauw mengatakan pihaknya belum bisa menyatakan adanya unsur kesengajaan dalam kasus kaburnya 13 narapidana dan tahanan di Lapas Abepura tersebut. “Temuan ini cukup membingungkan penyidik. Untuk itu, temuan-temuan ini akan kami dalami lagi termasuk menanyakan langsung ke kerabat 13 narapidana dan tahanan yang kabur ini,” ujarnya.

Kapolda mengakui, kaburnya 13 narapidana dan tahanan ini disebabkan minimnya jumlah petugas serta infrastruktur di Lapas Abepura diantaranya kamera pengawas. Hal ini menurutnya akan dikoordinasikan dengan pihak Lapas Abepura serta Kanwil Kementerian Hukum dan HAM Provinsi Papua.

Kaburnya 13 narapidana dan tahanan Lapas Abepura ini mendapat perhatian se­rius Kapolda Papua. Pasalnya, narapidana yang kabur ini terdapat anggota KKB (Kelompok Kriminal Bersenjata) yang terlibat dalam kasus penyerangan dan perampasan senjata api milik anggota TNI dan Polri serta penyelundupan amunisi kepada KKB.

Oleh sebab itu, Kapolda Paulus Waterpauw mengaku memimpin langsung pengejaran terhadap 13 warga Lapas Abepura yang kabur ini. “Kami sudah membentuk tim khusus yang terdiri dari 2 kompi gabungan Brimob dan Reserse Kriminal Polda Papua. Kami juga bekerjasama dengan TNI untuk melakukan pengejaran,” tegasnya.

Pengejaran terhadap 13 narapidana dan tahanan yang kabur ini menurut Waterpauw difokuskan di wilayah Tanah Hitam, Abe Pantai hingga ke arah perbatasan RI-PNG. Selain melakukan pengejaran, pihaknya juga melakukan razia di tenpat-tempat yang diperkirakan menjadi tempat pelarian 13 orang tersebut.  “Jumat malam saya bersama tim melakukan pengejaran hingga Sabtu (9/1) dini hari sekitar pukul 05.00 WIT.  Kami juga telah menutup beberapa akses yang kemungkinan 13 narapidana dan tahanan ini bisa lolos ke negara tetangga PNG,” tambahnya.

Dikatakan, saat ini pihaknya telah menutup dua akses jalan yang sering digunakan untuk menyeberang ke PNG yaitu di Jembatan Tami dan Kampung Mosso. (jo/ade/nat)

“Kami juga telah menyebar foto 13 orang yang kabur ini di setiap pos polisi di Kota Jayapura termasuk meminta seluruh Polres untuk mengantisipasi apabila ada yang kabur ke wilayah hukum mereka. Untuk penangkapan, kami kedepankan tindakan persuasif,” ujarnya.

Kapolda Waterpauw mengakui tak mudah untuk mendapatkan para pelaku yang sudah kabur karena secara psikologi para pelaku yang kabur harus terus menghindari pengejaran dan sebisa mungkin semakin jauh. “Mereka ini para pelaku yang memiliki naluri kekerasan dan tega melakukan apapun terhadap siapapun. Bahkan tiga diantaranya adalah narapidana seumur hidup,”  beber Waterpauw.

Terkait pengejaran terhadap 13 narapidana dan tahanan ini, Kapolda Waterpauw mengatakan sampai saat ini belum ada permintaan secara resmi dari Lapas Abepura. Bahkan pihak Lapas Abepura juga belum membuat surat resmi ke Polda Papua untuk membantu penangkapan terhadap 13 narapidana dan tahanan mereka yang kabur. “Pengajaran ini kami lakukan atas inisiatif Polda Papua. Saya perintahkan anggota untuk langsung melakukan pengejaran ketika melihat TKP di Lapas Abepura,” pungkasnya.  (jo/ade/nat)
Sumber: http://radarsorong.com

Disqus Comments