JANGAN MEMPROVOKASI LUKA BARU DALAM REALITAS KEHARMONISAN AGAMA DI PAPUA
"Segera Adili dan Gelar Musyawara Budaya Di Tolikara”
Sejarah telah mencatat bahwa Masyarakat Adat Papua adalah “Masyarakat yang menghargai perbedaan berdasarkan realitas keharmonisan yang dibangun dan terbangun salama ini diatas sekian perbedaan yang ada di Papua”. Persoalan intoleransi adalah persoalan yang paling jarang terjadi sepanjang sejara orang papua diatas tanah papua, walaupun papua merupakan salah satu “Daerah Konflik Di Indonesia”.
Persoalan intoleransi yang terjadi di Tolikara beberapa waktu lalu, kemudian menjadi “Luka Baru Dalam Relitas Keharmonisan Yang Terbangun Secara Umum Di Papua dan Secara Khusus Di Tolikara” namun “Merupakan Luka Lama Dalam Realitas Sosial Diluar Wilayah Papua”, sebagai contoh : Persoalan Israel dan Palestina, Nasib Islam Rohingnya di Myanmar, Nasib Ahmadiyah dan Syah serta Kristen di Pulau Jawa, Nasib Islam di Nusa Tenggara Timur, dan lain sebagainya.
Dalam konteks persoalan intoleransi yang terjadi di Tolikara itu, apapun latar belakang persoalannya, bagaimanapun kronologis, dan seperti apa motifnya yang jelas persoalan itu merupakan “TINDAK PIDANA dan PELANGGARAN HAM”.
Dengan demikian, maka PARA PELAKU-PELAKUNYA BAIK AKTOR INTELEKTUAL HINGGA PELAKSANA DI LAPANGAN WAJIB DIBERIKAN SANKSI YANG SETIMPAL SESUAI DENGAN PERBUATANNYA mengunakan Hukum Positif yang berlaku di Negara Hukum Indonesia.
Pada prinsipnya peristiwa itu bisa terjadi karena “KETIDAKMAMPUAN PEMERINTAH DAN APARAT KEMANAN NEGARA (POLISI dan TNI) DALAM MEMBANGUN SEMANGAT PENGHORMATAN, PENGHARGAAN, DAN PERLINDUNGAN ATAS KEBEBASAN BERKEYAKINAN, BERIBADAH, DAN BERAGAMA DI KABUPATEN TOLIKARA”.
Dengan demikian maka akan sangat keliru dan merupakan tindakan provokatif jika berbagai pihak diberbagai tempat menyimpulkan persoalan intoleransi ini dengan pandangannya masing-masing sebab realitas kehidupan sosial, budaya, dan politik antara Tolikara dan daerah lainnya baik dalam Pulau Papua, Wilayah Indonesia, dan Dunia sangat berbeda-beda.Untuk menciptakan keharmonisan hidup bermasyarakat, berbangsa, dan benegara yang aman, damai, dan tentram diatas kebinekaan manusia yang beradap maka secara khusus kami “MENGUTUK TINDAKAN PELAKU PEMBAKARAN KIOS YANG MENJALAR KE MESJID DAN PELAKU PENGANIAYAAN DAN PENEMBAKAN TERHADAP WARGA SIPIL DI TOLIKARA”, dan Secara Tegas MENDESAK :
1. Negara Kesatuan Repubik Indonesia melalui Pemerintah Indonesia, Pemerintah Propinsi Papua, dan Pemerintah Kabupaten Tolikara untuk segerah menindak tegas :
a) Kapolres Tolikara Karena Telah Gagal Melindungi Warga Negara di Tolikara (Pembiaran)
b) Pelaku Penandatangganan Surat Edaran Yang Menjadi Pemicu Pertikaian di Tolikara
c) Pelaku Pembakaran Kios yang menjalar ke Mesjid di Tolikara
d) Pelaku Penganiayaan dan Penembakan Warga Sipil di Tolikara
2. Pemilik dan Pemimpin Media Nasional (cetak maupun elektronik) dan Pemilik dan Pengelola Media Sosial untuk jangan memprovokasi persoalan intoleransi di Tolikara kedalam berbagai kepentingan dengan tujuan yang tidak jelas dan terkesan lari jauh dari persoalan ini;
3. Gubernur Papua, Presiden Gidi Papua, Ketua MUI Papua, dan Kapolda Papua untuk SEGERAH MEMFASILITAS MUSYAWARA SECARA BUDAYA PAPUA DI TOLIKARA antara Bupati Kabupaten Tolikara, Kapolres Tolikara, Tokoh GIDI Tolikara, Tokoh Muslim Tolikara, Tokoh Adven Tolikara Untuk Menciptakan Keharmonisan Dalam Perbedaan di Kab. Tolikara dan Bersama-Sama Mengumpulkan Uang Untuk Membantu Biaya-Biaya :
a) Pembangunan Kembali Kios dan Mesjid yang terbakar
b) Pengobatan Korban Luka-luka
c) Duka atas meninggalnya 1 (satu) warga sipil
4. Warga Negara Indonesia dan Warga Negara Asing dimanapun anda berada baik Pribadi maupun Kelompok (Partai, Ormas Agama, Ormas Sosial, Ormas Politik, LSM, Institusi Negara, dan Institusi Swasta) jangan menciptakan atau memanfaatkan persoalan ini untuk membangun kepentingan tidak bermoral sebab Persoalan Ini Bukan Untuk Dipolitisir Demi Kepentingan Apapun Diatas Kenyataan Subjek Pelaku Dan Tempat Kejadiannya Berbeda Dengan Subjek Dan Tempat Serta Persoalan Yang Ada Dimana Anda Berada.
Atas nama kemanusiaan yang beradab dan demi keamanan, kedamaian, dan keharmonisan diucapkan terimakasih.
Hormat kami
Ikatan Pelajar Mahasiswa Papua Daerah Istimewa Yogyakarta
TTD
Aris Yeimo Presiden Pelajar Dan Mahasiswa Papua
Catatan :
Bagi Ketua Ikatan Pelajar dan Mahasiswa Papua Se Jawa dan Bali dapat membentuk panitia “GERAKAN SAVE TOLIKARA” untuk Mengalang Sumbangan Sukarela guna membantu biaya :
1. Pembangunan Kembali Kios dan Mesjid yang terbakar
2. Pengobatan Korban Luka-luka
3. Duka atas meninggalnya 1 (satu) warga sipil
BUKTIKAN KEPEDULIANMU ATAS INSIDEN TOLIKARA DENGAN SUMBANGAN SUKARELAMU.