Polisi Harus buka Mulut, Agar Jokowi dan Jakarta Mengerti persoalan di Papua

Kapolres Fakfak & Pemimpim ULMWP Wilayah Fakfak
Papua tidak putuh solusi kunjungan kunjungan dari menteri  ini, dari menteri itu. Setiap kali kunjugan dari jakarta kami rakyat papua melihat dan merasakan indonesia sedang menjajah kami. Lihat di Tv atau Media Cetak,  pasti selalu mereka di kawal oleh Aparat keamanan dengan peralatan  senjata lengkap seakan orang papua adalah penjahat.

Mereka tidak datang mendengar masukan dari aspirasi kami tapi lebih kepada mempertontonkan kekuatan militer seakan perang dingin    Ungkap Apner Hegemur, Pemimpin The United Liberation Movement for West Papua Wilayan Fakfak.

Polisi yang bertugas di Papua  harus di berikan ruang oleh jakarta untuk mengatakan apa yang sebenarnya terjadi di Papua. Mereka, Bapak-Bapak  Polisi   selalu  mendengar setiap suara hati orang papua, baik yang di sampaikan lewat aksi demostrasi maupun dengan tembakan senjata yang  selalu bertentangan dengan nurani mereka sebagai manusia lanjutnya.
Serangkaian pristiwa yang terjadi di papua,  jakarta tidak bisa melihat setengah-setengah. Segala masukan dari berbagai lembaga yang berkompeten terhadap penyelesaian;  persoalan Papua tidak di dengar lalu siapa yang harus di dengar ?

Yang saya maksudkan dengan polisi di sini bukan kapolri, kapolda, melainkan polisi yang sebagai pelaksana tugas yang selalu berhadapan dengan masyarakat ditengah-tengah kehidupan masyarakat Papua, mereka harus diberikan ruang untuk buka mulut dan mengatakan yang sebenarnya

Ia menyayangkan pernyataan Jokowi pada kunjungannya ke Papua beberapa waktu lalu, yang mengatakan “saya sudah berdialog dengang semua orang papua, saya mendengar sendiri apa yang mereka katakan, sehingga mau dialog apalagi”   pernyataan ini saya anggap Jokowi dan Jakarta menyampingkan masukan Dewan Perwakilan Rayat (DPR), Majelis Rakyat Papua (MRP) sebagai perpanjangan tangan Indonesia di Papua, yang selalu menampung aspirasi masyarakat dari waktu kewaktu. 
Masukan kepada jakarta kajian ilmiah yang telah di lakukan oleh berbagai lembaga yang berkompeten terhadap tahapan penyelesaian  persoalan di Papua ini. Kami  selama lima puluh tahun ingin menjadi orang Indonesia tapi jakarta tidak mau menjadikan kami orang indonesia, dan ini menunjukan sangat jelas bahwa kami bukan Indonesia.

Kalau Aceh bisa lewat jalur perundingan di Helsinki dan mendatangkan perdamaian.  kami bangsa Papua juga bisa. Sekarang kami memiliki kepemimpinan yang jelas setingkat negara dalam  The United Liberation Movement for West Papua (ULMWP) yang diakui dan  mandapat dukungan penuh rakyat Bangsa Papua juga negara-negara di Melanesia.

Kepemimpinan dalam The United Liberation Movement for West Papua (ULMWP) yang mendapat status anggota Observer  di MSG di wakili lima orang Yaitu Octovianus Mote  yang bertempat tinggal di Amerika Sebagai Jenderal Sekertaris, Benny Wenda di Inggris Sebagai Juru Bicara , Jacob Rumbiak di Australia, Rex Rumakik di Vanuatu  dan Leonie Tanggahma di Belanda masing-masing sebagai anggota.(AnakMbaham)    

Disqus Comments