ilustrasi sumber google |
Materi yang disajikan dalam Statistik Daerah Prov Papua Barat 2015 membuat berbagai informasi/indicator terpilih yang terkait dengan pembangunan di berbagai sector di Prov Papua Barat. Kepala BPS Prov Papua Barat, Drs Simon Sapari,M.Si berharap data statistic ini dapat menjadi rujukan atau kajian dalam perencanaan dan evaluasi kegiatan pembangunan.
Data yang disajikan mulai dari luas wilayah Prov Papua Barat, dimana Teluk Bintuni merupakan kabupaten terluas mencapai 20.840,83 Km2. Bentang alam wilayah Papua Barat meliputi puncak (lereng gunung) 28,14 persen, lembah 9,89 persen, dan dataran 51,96 persen.
Sedangkan terkait IPM (Indeks Pembangunan Manusia) Prov Papua Barat berada di peringat 33 dari 34 provinsi di Indonesia sebesar 61,28 persen. Angka harapan hidup 65,14 persen, rata-rata lama sekolah 6,96 persen dan pengeluaran per kapita riil disesuaikan 6,94 persen.
Sebaran PNS (pegawai negeri sipil), persentase tertinggi di Manokwari 16,56 persen, Kab Sorong 13,36 persen, Fakfak 12,1 persen, Kota Sorong 11,5 persen, Raja Ampat 7,36 persen, Sorong Selatan 7,2 persen, Teluk Bintuni 7,12 persen, Teluk Wondama 6,62 persen, Kaimana 5,93 persen, Prov Papua Barat 5,72 persen, Maybrat 3,65 persen, Tambrauw 2,77 persen, Pegunungan Arfak 0,09 persen dan Manokwari Selatan 0,01 persen.
Sebaran jumlah penduduk Prov Papua Barat, sebagian besar berdomisili di Manokwari dan Kota Sorong. Sedangkan persentase penduduk yang bekerja menurut pendidikan paling tinggi berpendidikan SD 39,81 persen, SMP 29,15 persen, SMA 17,82 persen dan perguruan tinggi 13,23 persen.
BPS juga mendata bahwa belum semua desa/kampung memiliki sekolah dasar. Persentase desa yang memiliki setidaknya satu SD tertinggi di Kota Sorong 93,55 persen, Kaimana 83,72 persen, Raja Ampat 80,99 persen, Fakfak 80,49 persen, Kab Sorong 70,92 persen, Teluk Wondama 62,34, Manokwari Selatan 57,89, Sorsel 57,02, Tambrauw 53,95, Manokwari 43,75, Pegunungan Arfak 29,61 dan
Teluk Bintuni terendah 29,41 persen.
Untuk indikator pembangunan kesehatan, hingga tahun 2014, BPS mencacat di Prov Papua Barat terdapat 14 rumah sakit, 144 puskesmas, 434 Pustu, 934 Posyandu dan angka kematian bayi 74. Penyebaran sarana kesehatan di Prov Papua Barat relative kurang merata. Persentase kepemilikan rumah,konsumsi air minum juga dicatat BPS.
BPS juga mencatat, perkembangan investasi di Prov Papua Barat mengalami peningkatan,pengeluaran per kapita per bulan lebih tinggi dari nilai nasional. Demikian pula perkembangan lapangan usaha perdagangan cukup baik.
Sekda Papua Barat menyatakan, rencanaan pembangunan sangat terkait dengan data. Bila, tak berdasarkan data, maka perencanaan pembangunan akan asal-asalan dan hasilnya pun tidak sesuai harapan.
‘’Hari ini kita bersama-sama mengecek Papua Barat dalam angka tahun 2015. Data yang bisa digunakan minimal data 2 tahun sebelumnya. Kalau sekarang tahun 2016, maka dapat menggunakan data 2014,jangan 2013 karena itu sudah basi,’’katanya.(lm)
Sumber: RadarSorong