Ketua Delegasi United Liberation Movement for West Papua (ULMWP), Benny Wenda (kanan) berjabat tangan dengan Ketua Melanesian Spearhead Group (MSG) dan PM Papua Nugini, Peter O'Neill, pada KTT ke-21 MSG di Port Moresby (15/02) (Foto: Ist)
PORT MORESBY, - Ketua United Liberation Movement for West Papua (ULMWP), Benny Wenda, menegaskan bahwa pihaknya menyambut baik hasil pertemuan para pemimpin Melanesian Spearhead Group (MSG) ke-21 di Port Moresby, Papua Nugini terkait dengan permohonan ULMWP untuk menjadi anggota penuh organisasi itu. Ia memastikan bahwa ULMWP siap bekerja sama dengan sekretariat MSG untuk memenuhi persyaratan sesuai dengan panduan baru yang disepakati oleh para pemimpin MSG pada Konferensi Tingkat Tingi (KTT) tersebut.
Ketua Delegasi ULMWP, Benny Wenda dan beberapa anggota delegasi ULMWP lainnya, berjabat tangan dengan PM Papua Nugini, Peter O'Neill pada KTT ke-21 MSG di Port Moresby.
Hal ini ia sampaikan dalam pernyataan resmi pertama dari ULMWP menyambut hasil KTT lewat siaran pers yang diterima oleh satuharapan.com hari ini (17/02).
"Syukur bagiMu Tuhan. Saya selaku ketua ULMWP menyampaikan ucapan terimakasih dan penghargaan yang tinggi kepada PM PNG yang juga ketua MSG, Hon. Peter O’Neill, yang berkenan telah mengundang saya bersama Delegasi ULMWP untuk menghadiri Pertemuan ke-21 Para Pemimpin MSG pada 10-15 Februari 2018, di Port Moresby Papua Niuw Guinea (PNG)," demikian Benny Wenda memulai pernyataannya.
"Ucapan terima kasih dan penghargaan saya, yang sama kepada Perdana Menteri Vanuatu,Hon. Charlot Salwai Tabimasmas, Perdana Menteri Solomon Islands Hon. Rick Hounipwela, Menteri Pertahanan Fiji Hon. Ratu Inoke Kubuabola serta Ketua FLNKS Victor Tutugoro atas semua dukungan dan kebersamaan yang terbangun selama berlangsungnya pertemuan para pemimpin MSG," lanjut dia.
Benny Wenda menyatakan keyakinannya bahwa ULMWP pada waktunya kelak akan diterima menjadi anggota MSG, dengan telah disepakatinya panduan baru bagi keanggotaan organisasi itu. Ini berbeda dengan pernyataan ketua delegasi Indonesia, Desra Percaya, yang menganggap peluang ULMWP untuk diterima di MSG akan menemui jalan buntu dan tidak akan pernah terwujud dengan adanya persyaratan baru tersebut.
"Perjuangan untuk mendapatkan status keanggotaan penuh ULMWP di MSG, bagi kami soal waktu. Sebab pada akhirnya para pemimpin MSG telah menyetujui kriteria keanggotaan serta menegaskan bahwa permohonan ULMWP untuk keanggotaan penuh sekarang diserahkan kepada Sekretariat MSG guna diproses berdasarkan jalur panduan yang baru disetujui," kata Benny Wenda.
"Pekerjaan ini akan segera mulai. ULMWP menyambut baik keputusan para pemimpin MSG kali ini dan secara seksama kami akan bekerja sama serta memperjuangkannya dengan Sekretariat untuk memproses keanggotaan penuh ULMWP di MSG," ia menambahkan.
ULMWP juga memandang positif proses yang berjalan di Port Moresby, termasuk 'keramahan' yang ditunjukkan oleh pemerintah Papua Nugini terhadap delegasi ULMWP. Beberapa tahun belakangan ini, Benny Wenda tidak dapat masuk ke negara tersebut, di antaranya ketika ia ingin menghadiri KTT Africa, Caribean, Pacific (ACP) pada Mei 2016. Setahun sebelumnya, aplikasi visa Benny Wenda memasuki Papua Nugini juga ditolak, menyebabkannya batal menghadiri pertemuan Pacific Islands Forum (PIF).
Namun, pada KTT MSG ke-21 kali ini, Benny Wenda mengatakan ia bersama tim delegasi ULMWP mendapat pelayanan setara dengan pelayanan yang diperoleh delegasi dari negara-negara lainnya. "Selama mengikuti pertemuan, delegasi ULMWP yang datang dari dalam negeri West Papua dan luar negeri diterima dan dilayani secara protokol oleh pemerintah Papua Nugini. Delegasi ULMWP merasakan bahwa martabat dan harga dirinya telah disejajarkan dengan delegasi dan para pemimpin MSG lainnya. Peristiwa ini bagi kami merupakan sejarah pertama dalam perjuangan bangsa Papua setelah kurun waktu 55 tahun (1963-2018)," Benny Wenda mengatakan.
Pada pertemuan ini, Benny Wenda mengatakan delegasi ULMWP juga mendapat kesempatan yang sama dengan anggota MSG lainnya dalam menyampaikan pidato. ULMWP antara lain diberikan kesempatan menyampaikan pidato (sambutan) pada level Senior Officials Meeting (SOM) oleh Rex Rumakiek, sekretaris ULMWP. Sedangkan pidato dan sambutan pada level Foreign Ministers Meeting (FMM) disampaikan oleh Octovianus Mote, wakil ketua ULMWP.
"Pada kedua level pertemuan tersebut delegasi ULMWP dipimpin oleh Octovianus Mote sementara saya sendiri selaku ketua telah hadir dan menyampaikan sambutan dalam pertemuan puncak para pemimpin MSG," imbuh Benny Wenda.
Benny Wenda mengingatkan bahwa langkah ULMWP untuk "diterima kembali dalam keluarga besar Melanesia" telah dimulai sejak Juli 2013 di Noumea New Caledonia. Dua tahun kemudian dibawah kepemimpinan Perdana Menteri Solomon Islands saat itu, Hon. Manasseh Sogavare, ULMWP diterima sebagai peninjau (observer) MSG di Honiara Solomon Islands. Oleh karena itu, Benny Wenda mengatakan pihaknya "mensyukuri apa yang telah kita capai pada pertemuan MSG di Port Moresby."
Sumber: SATUHARAPAN.COM