Menpora Minta Klub-klub Merger Transparan
Jakarta - Jelang digelarnya kompetisi liga beberapa klub melakukan merger serta akuisisi. Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) meminta ada keterbukaan dan transparansi soal proses tersebut.
Surabaya United baru saja melakukan merger dengan PS Polri. Mereka akhirnya sepakat menggunakan nama Surabaya United Bhayangkara sebagai konsekuensi atas proses merger tersebut.
Sebelumnya, PS TNI juga melakukan hal yang sama. Mereka mengakuisisi Persiram Raja Ampat untuk tampil di Indonesia Soccer Championship (ISC). Bahkan PS TNI berencana menggunakan Stadion Siliwangi, Bandung, sebagai homebase.
Namun berapa nominal yang dikeluarkan dalam proses tersebut, belum diumumkan kepada publik. Hanya, proses akuisisi antara PS TNI dengan Persiram Raja Ampat dikabarkan menghabiskan Rp 17 miliar.
Kepala Bidang Komunikasi Kemenpora, Gatot S Broto, mengatakan, bahwa pemerintah tidak bisa ikut campur masuk ke ranah tersebut. Sebab proses merger atau akuisisi dinilanya karena murni bisnis antar klub.
"Di dalam UU SKN tidak mengatur tentang itu. Karena ini murni bisnis, jadi kami tidak bisa masuk ke sana," ujar singkat Gatot di Bogor, Rabu (13/4).
Namun demikian, Gatot menilai harus ada transparansi dalam proses tersebut. Hal itu dilakukan agar tidak berdampak negatif di kemudian hari.
"Kami tetap meminta adanya keterbukaan, transparansi. Berapa sih saham yang diterima klub A, atau klub B ini, prosesnya seperti apa. Bagaimana komitmennya dengan pemain juga harus terbuka. Itu yang sedang kami dorong," lanjut dia. (ads/din)
Sumber : detiksport
Disqus Comments