Presiden Resmikan Program Investasi Tahap III Rp 12,5 Triliun

http://cdn.metrotvnews.com/dynamic/content/2016/01/23/473464/6bKfDAlMQv.jpg?w=668
foto-google
Wonogiri - Presiden Joko Widodo meresmikan "Program Investasi Menciptakan Lapangan Kerja" tahap III senilai Rp 12,5 triliun pada Jumat (22/1) di Wonogiri, Jawa Tengah. Program investasi untuk wilayah Bali, Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua yang melibatkan 10 perusahaan tersebut, akan menyerap 11.727 tenaga kerja dan menghasilkan ekspor hingga US$ 471 juta.

"Saat ini kita dihadapkan pada kompetisi dan jika kita tidak segera melakukan perubahan, kita akan tersingkir. Untuk itu, kita harus berbenah. Saya sudah perintahkan para menteri untuk memangkas perizinan dan memberikan insentif investasi, khususnya untuk industri padat karya, " kata Presiden saat memberikan sambutan pada acara peresmian Program Investasi Tahap III, peresmian Pabrik Nesia Pan Pacific Clothing, dan peresmian Akademi Komunitas Industri Tekstil dan Produk Tekstil di Wonogiri, Jumat (22/1).

Presiden menegaskan, kebijakan-kebijakan tersebut harus dilakukan agar Indonesia tidak mengalami deindustrialisasi akibat ditinggal investor ke luar. " Memang sudah tugas pemerintah dan birokrasi untuk melayani, dan harus dilakukan dengan cepat, " kata Presiden.

Pada program investasi tahap III ini, melibatkan 10 perusahaan di wilayah Bali, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua yang terdiri 8 PMA dan 2 PMDN dengan total rencana investasi sebesar Rp 12, triliun. Dari total investasi tersebut, yang telah terealisasi sebesar Rp 5,49 triliun.

Diharapkan, investasi baru ini dapat meningkatkan ekspor sebesar US$ 471 juta serta mampu menyerap tenaga kerja total sebesar 11.727 orang untuk periode 2015-2019. Sampai saat ini, total tenaga kerja yang telah direkrut mencapai 7.232 orang.

10 Perusahaan tersebut antara lain PT Graha Alam Lestari, PT Sukses Mantap Sejahtera, PT Lombok Energy Dynamics, PT Shang Che Garamindo, PT Batutua Tembaga Raya, PT Megah Surya Pertiwi, PT Nabire Baru dan PT ANJ Agri Papua, PT Bio Inti Agrindo dan PT Shambhala Payangan.

Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani menyampaikan bahwa kehadiran Presiden Joko Widodo untuk meresmikan program penyerapan tenaga kerja tersebut membuktikan komitmen pemerintah dalam mendukung program-program penciptaan lapangan kerja.

“Kegiatan ini merupakan salah program dalam tema besar investasi untuk rakyat yang bertujuan memaksimalkan pemanfaatan investasi untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat,” ujar dia.

Franky menekankan pengambilan fokus wilayah Indonesia Timur merupakan upaya BKPM untuk mendukung fokus pemerintah untuk mengurangi kesenjangan antarwilayah. “Selain itu, program ini juga ingin menunjukkan bahwa Indonesia Timur masih menarik bagi investor asing maupun dalam negeri,” tambahnya.

Kepala BKPM juga optimistis bahwa tahun ini target pemerintah untuk menciptakan 2 Juta lapangan kerja dapat tercapai. Untuk memenuhi target tersebut, beberapa langkah strategis telah ditempuh BKPM antara lain meningkatkan layanan perizinan investasi dengan peningkatan layanan PTSP Pusat, izin Investasi 3 Jam dan Program Kawasan Industri Ramah Investasi, mengawal realisasi investasi, dan memastikan manfaat investasi untuk rakyat, dengan melakukan peluncuran kebijakan dan program investasi menciptakan lapangan kerja dan sinergi investasi dengan pesantren.

Selain meluncurkan program “Investasi Menciptakan Lapangan Kerja” tahap III, Presiden Jokowi juga meresmikan Pabrik PT Nesia Pan Pacific Clothing serta Peresmian Akademi Komunitas Industri Tekstil dan Produk Tekstil Surakarta.

Pada Peresmian tersebut juga ditandatangani Nota Kesepahaman (MOU) di bidang penyediaan tenaga kerja antara PT Nesia Pan Pacific Clothing dengan Akademi Komunitas Industri Tekstil dan Produk Tekstil Surakarta yang merupakan program beasiswa diploma II (DII) dengan ikatan kerja yang berbasis kompetensi dan link and match dengan dunia industri  yang memasok tenaga kerja terdidik dan terampil (tingkat operator maupun ahli/penyelia) dan Nota Kesepahaman (MOU) PT Nesia Pan Pacific Clothing dengan pihak Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Wonogiri.

Menteri Perindustrian (Menperin) memberikan apresiasi terhadap investasi yang dilakukan PT Nesia Pan Pacific Clothing dengan harapan dapat meningkatkan pertumbuhan industri dan ekonomi nasional.

PT Nesia Pan Pacific Clothing sendiri merupakan perusahaan penanaman modal asing asal Korea Selatan dengan induk perusahaannya Pan-Pacific Co. Perusahaan tersebut telah merealisasikan investasinya hingga akhir tahun 2015 sebesar US$ 14,5 juta untuk pembangunan dua pabrik.

Perusahaan yang didirikan di atas lahan seluas 12 hektare di Kecamatan Ngadirojo, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah ini, akan menambahkan investasinya pada tahun 2016 sebesar US$ 14,5 juta untuk dua pabrik dan tahun 2017 sebesar US$ 31 juta untuk tiga pabrik. PT Nesia Pan Pacific Clothing menargetkan total investasi sebesar US$ 60 juta untuk membangun tujuh pabrik dalam tiga tahap tersebut dan akan menyerap tenaga kerja sebanyak 12.600 orang.

Kapasitas produksi perusahaan ini akan mencapai 24,1 juta pieces per tahun dari 126 lini yang dimiliki. Seluruh produknya berupa pakaian jadi seperti celana, jaket, dan gaun akan dikirim ke pasar ekspor. PT Nesia Pan Pacific Clothing telah bekerja sama dengan H&M, Gap, Old Navy, Target, dan Tommy & Columbia yang memiliki kualifikasi dan standar pembeli internasional.

“Industri TPT merupakan sektor penting dalam perekonomian Indonesia, mengingat kontribusinya terhadap PDB yang cukup signifikan. Hingga triwulan ketiga tahun 2015, sektor ini mampu menyumbang 1,17% terhadap PDB,” ungkapnya.

Selain itu, industri TPT merupakan sektor penghasil devisa karena neraca perdagangannya yang selalu positif. Sampai kuartal III-2015, sektor TPT telah mencatat surplus sebesar US$ 3,34 miliar dengan nilai ekspor mencapai US$ 9,27 miliar dan nilai impor US$ 5,93 miliar.

“Nilai ekspor tersebut setara dengan 8,06 persen ekspor nasional pada periode yang sama,” kata Menperin. Bahkan, tambahnya, industri TPT merupakan sektor padat karya yang mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 1,5 juta orang atau sekitar 10,36 persen tenaga kerja di sektor industri.

Dalam upaya menciptakan iklim usaha yang kondusif bagi keberlangsungan industri TPT, Menperin mengatakan, pemerintah telah melakukan berbagai langkah strategis di antaranya: memfasilitasi pemberian insentif fiskal, melaksanakan program restrukturisasi mesin dan peralatan Industri, peningkatan kemampuan SDM.

Selanjutnya juga dilakukan pengelolaan impor dan pengamanan pasar dalam negeri melalui kebijakan non-tariff measures dan SNI Wajib; mendorong industri untuk dapat melakukan diversifikasi produk dengan mengembangkan technical textile, home textile, geo textile atau medical textile.

Selain itu juga menjamin ketersediaan bahan baku melalui fasilitasi pendirian logistic base for cotton; promosi produk dalam negeri melalui fasilitas pameran domestik maupun internasional; program peningkatan penggunaan produksi dalam negeri (P3DN); serta program national branding untuk pakaian jadi (garmen).

Investor Daily
Eva Fitriani/JAS
Sumber: http://www.beritasatu.com

Disqus Comments